SMRC: 71% Masyarakat Nilai Ekonomi Rumah Tangga Memburuk saat Pandemi

ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Ilustrasi, warga menerima bantuan sosial. Hasil survei SMRC menunjukkan 71% masyarakat menilai kondisi ekonomi rumah tangga memburuk saat pandemi corona.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
25/6/2020, 17.21 WIB

Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru, mengenai persepsi masyarakat Indonesia tentang kondisi ekonomi rumah tangga saat pandemi virus corona atau Covid-19.

Berdasarkan hasil survei SMRC, 71% masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk ketika pandemi corona.

Secara rinci, 62% masyarakat Indonesia mengatakan bahwa kondisi ekonomi mereka lebih buruk saat ini. Sementara, 9% responden mengatakan kondisi ekonomi mereka jauh lebih buruk.

Kemudian, survei SMRC menyebutkan, ada 19% responden yang menyatakan keadaan ekonomi rumah tangga mereka tidak ada perubahan. Sementara, hanya 9% responden yang menyatakan bahwa keadaan ekonomi mereka menjad lebih baik saat pandemi corona.

"Ada persepsi negatif tentang kondisi ekonomi rumah tangga. 71% responden bilang sekarang lebih buruk," kata Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam konferensi video, Kamis (25/6).

Ade mengatakan, 76% responden menyatakan pendapatan rumah tangga mereka merosot karena adanya pandemi corona. Kemudian, sebanyak 19% responden menyatakan pendapatan mereka tetap. Sedangkan, ada 5% responden yang mengaku pendapatan mereka naik.

(Baca: IMF Pangkas Besar-besaran Ramalan Ekonomi RI Jadi Kontraksi 0,3%)

Lebih lanjut, hasil survei juga menunjukkan bahwa 85% masyarakat Indonesia menilai kondisi ekonomi nasional saat ini lebih buruk dibandingkan tahun lalu. Sebanyak 9% responden menyatakan bahwa keadaan ekonomi nasional tak berubah. Sementara, hanya 2% respoden menyatakan keadaan ekonomi nasional lebih baik dibandingkan tahun lalu.

"Persepsi masyarakat soal keadaan ekonomi nasional sekarang dibanding tahun lalu juga sama. Masyarakat yang mengatakan kondisi ekonomi lebih buruk atau jauh lebih buruk sebanyak 85%," kata Ade.

Walau demikian, Ade menyebut persepsi masyarakat terkait kondisi ekonomi jauh lebih baik dibandingkan pada bulan lalu. Sebagai contoh, jumlah masyarakat yang mengatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga mereka lebih buruk menurun 12% dari sebelumnya sebesar 83% pada 20-22 Mei 2020

Jumlah responden yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi nasional lebih buruk juga menurun 7% dibandingkan pada 12-16 Mei 2020. Ketika itu, jumlah orang yang menilai kondisi ekonomi nasional lebih buruk mencapai 92%.

Lebih lanjut, tercatat ada 45% responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga mereka akan membaik ketika pandemi corona berakhir. Sebanyak 22% responden menyatakan bahwa kondisi ekonomi mereka tidak akan berubah.

(Baca: IMF Pangkas Lagi Proyeksi, Resesi Ekonomi Global Bakal Lebih Dalam)

Sementara, responden yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi rumah tangga mereka akan lebih buruk setelah pandemi corona berakhir hanya 23%.

Hal serupa juga terlihat ketika masyarakat ditanyakan mengenai keadaan ekonomi nasional setahun ke depan. Menurut Ade, ada 34,4% responden yang menyatakan bahwa keadaan ekonomi nasional lebih baik tahun depan.

Sebanyak 20% responden menyatakan keadaan ekonomi nasional tidak akan berubah. Sementara, ada 27,1% responden menyatakan bahwa keadaan ekonomi nasional akan memburuk pada tahun depan.

"Yang menyatakan lebih baik tidak mayoritas, tapi lebih tinggi dari yang menganggap lebih buruk setahun ke depan," ucapnya.

Sebagai informasi, SMRC melakukan survei pada 18-20 Juni 2020 terhadap 1.978 responden yang diwawancarai melalui telepon. Survei ini memiliki tingkat kesalahan (margin of error) sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: Proyeksi Suram Ekonomi Indonesia)

Reporter: Dimas Jarot Bayu