Surabaya Menjadi Kota dengan Kasus Corona Terbanyak di RI

ANTARA FOTO/Didik Suhartono/foc.
Aktivitas dengan prtokol kesehatan di Pasar Genteng Baru, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/6/2020). Hingga 28 juni allu, kasus corona di Surabaya menjadi yang terbanyak di Indonesia.
1/7/2020, 16.45 WIB

Kota Surabaya menjadi kabupaten/kotamadya dengan kasus positif virus corona terbanyak di Indonesia. Dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, angka positif penyakit tersebut di Kota Pahlawan mencapai 5.741 orang hingga 28 juni lalu.

Di bawahnya, ada Kota Makassar, Sulawesi Selatan yang melaporkan kasus Covid-19 sebanyak 3.028 orang. Sedangkan Kota Jakarta Pusat ada di posisi ketiga dengan jumlah 2.616 orang terinfeksi corona.

 “Betul (di Surabaya)," kata Anggota Tim Pakar Gugus Tugas Dewi Nur Aisyah dalam sebuah diskusi di Gedung BNPB, Jakarta, Rabu (1/7).

(Baca: Samai Rekor Tertinggi, Kasus Baru Corona RI Bertambah 1.385 Orang )

 Di posisi keempat ada Kotamadya Jakarta Barat dengan jumlah kasus corona 1.989 orang. Jakarta Timur ada di ranking lima sebanyak 1.978 orang terinfeksi Covid-19. Wilayah lain di Ibu Kota negara yakni Jakarta Selatan ada di peringkat enam yakni 1.820 kasus.

Kota Semarang yang melaporkan 1.779 kasus berada di posisi tujuh. Di bawah Kota Lumpia, ada Jakarta Utara dengan jumlah 1.554 orang positif terinfeksi corona. Sedangkan jumlah pasien Kabupaten Sidoarjo berada di ranking sembilan yakni 1.382. Di posisi sepuluh ada Kota Banjarmasin dengan 1.226 orang terkena Covid-19.

Meski demikian, Dewi mengatakan laju insidensi penularan corona di tiap daerah juga berbeda. Jakarta Pusat dengan jumlah kasus 227.78 per 100 ribu penduduk berada di peringkat pertama. Kedua adalah Kota Makassar dengan 204.53 per 100 ribu orang. Sedangkan di bawahnya ada Surabaya yakni 194.59 per 100 ribu populasi. “Jadi di Jawa Timur saja tidak bisa disamakan (kondisinya),” kata Dewi.

 Dewi juga menjelaskan tingkat positif corona di RI hingga 28 Juni mencapai 12%. Angka ini sebenarnya telah menurun sejak pertengahan Mei lalu yakni 13%, namun masih di atas standar organisasi kesehatan dunia (WHO) yaitu 5%.

“Untuk mencapai itu memang perlu effort besar. Apalagi di Indonesia tiap kabupaten dan kotamadya bisa berbeda-beda,” kata Dewi.

(Baca: Dampak Corona, Kunjungan Turis Asing ke RI pada Mei 2020 Anjlok 86% )