Lifting Migas Anjlok, SKK Migas Tetap Targetkan 1 Juta Barel Minyak

Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. SKK Migas berupaya mengejar target 1 juta barel minyak pada 2030 meski lifting minyak terus anjlok.
1/7/2020, 19.46 WIB

Pemerintah mencanangkan target 1 juta barel minyak pada 2030. Padahal, lifting minyak dalam beberapa tahun terakhir terus turun.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas masih optimistis target 1 juta barel minyak bisa tercapai pada 2030. Biarpun tak ada penemuan cadangan minyak baru dan lifting  minyak terus melorot.

"Belum ada temuan lapangan minyak yang cukup besar, tetapi lapangan gas  juga akan menghasilkan kondensat," ujar Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno kepada Katadata.co.id, Rabu (1/7).

Pihaknya pun bakal mendongkrak produksi minyak dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menggunakan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

Menurut Julius, pihaknya akan terus mendorong agar Pertamina serta Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tetap mengerjakan proyek EOR di lapangan migas masing-masing.

"Jalan terus dengan Pertamina EP yang di lapangan Tanjung, dan sedang studi untuk lapangan-lapangan lainnya baik yang di Pertamina EP atau KKKS lainnya," katanya.

(Baca: Ada Restrukturisasi, Proyek EOR Pertamina Jadi Tak Pasti)

Di sisi lain, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai target 1 juta barel bakal sulit dicapai. Pemerintah harus ekstra kerja keras dan memiliki terobosan baru untuk meningkatkan produksi minyak.

Apalagi, harga minyak yang saat ini berada di level US$ 40 per barel. Sedangkan biaya produksi per barel minyak di Indonesia cukup tinggi.

Dia pun menyarankan agar pemerintah tak mengejar target 1 juta barel minyak. "Lebih baik kita tingkatkan cadangan migas terbukti sebagai upaya untuk menjaga migas kita," kata Mamit.

Seperti diketahui, Menteri ESDM Arifin Tasrif dan Komisi VII DPR menyepakati asumsi dasar Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) sektor ESDM untuk tahun depan. Adapun, asumsi yang dibahas salah satunya mengenai lifting migas.

Arifin mengusulkan besaran lifting minyak pada tahun depan sebesar 690-710 ribu barel per hari bopd. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan target awal lifting minyak pada tahun ini yang ditetapkan sebesar 755 bopd.

Reporter: Verda Nano Setiawan