Di Tengah Tekanan Pandemi Corona, Terawan Rombak 7 Pejabat Kemenkes

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/Pool/wsj.
Menkes Terawan Agus Putranto (kanan), Mendagri Tito Karnavian (kedua kanan), Menko PMK Muhadjir Effendy (kedua kiri) dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) mengikuti rapat kabinet terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (13/7/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
16/7/2020, 16.16 WIB

Sebanyak tujuh pejabat eselon I dan II di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) beralih tugas menduduki jabatan fungsional dokter ahli. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, peralihan jabatan ini merupakan hal yang biasa.

Salah satu pejabat yang beralih posisi tersebut, yakni Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes) Kemenkes Bambang Wibowo. Bambang saat ini menduduki jabatan baru sebagai Dokter Pendidikan Klinis Ahli Utama.

(Baca: Amnesty Catat 60 Dokter RI Meninggal Akibat Corona, Kompensasi Disorot)

Khusus kepada Bambang, Terawan mengucapkan terima kasih atas pengabdian dan dedikasinya selama ini sebagai Dirjen Yankes Kemenkes sejak 2016. "Selamat bertugas kembali sebagai pejabat fungsional Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama,” kata Terawan sebagaimana dikutip dari rilis yang diterima Katadata.co.id, Kamis (16/7).

Dari direktorat jenderal yang dipimpin Bambang, ada empat nama lain yang beralih posisi. Mereka yakni Sekretaris Ditjen Yankes Kemenkes Agus Hadian Rahim, Direktur Yankes Rujukan Tri Hesy Widyastoety, Hadi Pranoto, dan Yuliatmoko Suryatin.

Mereka kini menjabat sebagai Dokter Pendidik Klinis Ahli Utama di Kemenkes. Dari Badan Penelitian Pengembangan Kemenkes, Indirawati Tjahja Noto Hartojo beralih jabatan sebagai Peneliti Ahli Utama.

Nama lain yang beralih jabatan berasal dari Sekretariat Jenderal Kemenkes, yakni Desak Made Wismarini. Desak kini menjadi Arsiparis Ahli Utama Kemenkes.

(Baca: Serapan Anggaran Covid-19 Rendah, Terawan: Berarti Pasien Sedikit)

Perombakan pejabat di tengah tekanan Kementerian Kesehatan menghadapi tekanan mengatasi penyebaran virus corona. Hingga hari ini, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 1.574 orang, sehingga total pasien terkonfirmasi corona menjadi 81.668 kasus.

Jumlah pasien yang meninggal bertambah 76 orang menjadi 3.873 orang sedangkan yang sembuh bertambah 1.295 orang menjadi 40.345 orang.



Amnesty International mencatat pandemi corona menyebabkan 89 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal akibat virus corona atau Covid-19 hingga 13 Juli 2020. Perinciannya terdiri dari 60 dokter, 23 perawat, dan enam dokter gigi meninggal dunia karena penyakit pernafasan tersebut.

Sementara itu, ada 878 dokter dan perawat di seluruh Indonesia yang terinfeksi virus mematikan tersebut. "Jumlah ini kemungkinan besar meningkat mengingat insiden meninggalnya tiga dokter di Pulau Jawa akibat terpapar Covid-19 sepekan terakhir," tulis Amnesty dalam laporannya yang dikutip pada Rabu (15/7).

Meski kasus terus bertambah, penyerapan anggaran kesehatan Covid-19 baru mencapai 5,12% dari total alokasi Rp 87,55 triliun.  Terawan menjelaskan penyebab realisasi anggaran yang masih rendah antara lain lantaran jumlah pasien yang masih sedikit.

"Kalau penyerapan kurang berarti pasien yang sakit sedikit. Kalau santunan untuk tenaga medis penyerapannya kurang, berarti yang meninggal sedikit," ujar Terawan dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (15/7).

(Baca: Kasus Corona RI Melonjak 1.574 Orang, Terbanyak dari Jakarta & Jateng)

Reporter: Dimas Jarot Bayu