Dirut Bio Farma: Produksi 40 Juta Dosis Vaksin Corona Usai Uji Klinis

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Petugas medis mengambil sampel darah pegawai Badan Pertanahan Nasional (BPN) saat rapid test massal yang di gelar Badan Intelijen Negara (BIN) di kantor BPN, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Kamis (16/7/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
21/7/2020, 13.48 WIB

PT Bio Farma (Persero) menargetkan bisa memproduksi 40 juta dosis vaksin virus corona per tahun mulai 2021. Hal ini akan terlaksana ketika uji klinis dan izin edar kandidat vaksin itu selesai.

Uji klinis kandidat vaksin virus corona itu diperkirakan rampung pada Januari 2021. "Saat uji klinis dan izin edarnya keluar, kami menargetkan untuk bisa selesai sekitar 40 juta dosis per tahun," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (21/7).

Perusahaan juga sudah menyiapkan kapasitas produksi vaksin corona hingga 100 juta per tahun. Ke depan, kapasitasnya akan ditingkatkan menjadi 250 juta dosis per tahun.

"Kami mendapatkan tugas untuk memastikan kapasitas produksi vaksin ini bisa dikelola dengan baik," kata Honesti. Bio Farma bekerja sama dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd untuk memproduksi kandidat vaksin itu.

Uji klinis kandidat vaksin corona buatan Bio Farma-Sinovac itu bersiap memasuki fase tiga. Rencananya, pengujian dilakukan di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.

Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona Kusnandi Rusmil mengatakan, vaksin akan diuji klinis kepada 1.620 sampel manusia pada fase ketiga. Relawan yang akan berpartisipasi berusia mulai dari 18 hingga 59 tahun. 

"Kriteria yang ikut penelitian ini harus sehat. Jadi orang ini pasti diperiksa dulu dengan teliti. Periksa darah, jantung, paru-paru," kata Kusnandi.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu