Biofarma, Kalbe hingga Eijkman Adu Cepat Uji Vaksin Covid-19

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Menristek dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro (kedua kiri) bersama SEVP Penelitian dan Pengembangan Adriansjah Azhari (kedua kanan) meninjau laboratorium vaksin dan serum Bio Farma saat kunjungan kerja di Bandung, Jawa Barat, Kamis (12/12/2019). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka melihat perkembangan inovasi riset dan pengembangan serta fasilitas laboratorium serum dan vaksin Organisasi Kerjasama Islam.
Penulis: Pingit Aria
22/7/2020, 14.24 WIB

Presiden Joko Widodo telah menerima tim uji klinis salah satu kandidat vaksin corona. Vaksin tersebut dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok, Sinovac yang bekerja sama dengan Bio Farma.

Tim yang diterima Jokowi terdiri dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pertemuan dilakukan di Istana Merdeka, Selasa (21/7).

“Kita akan melaksanakan uji klinis vaksin Covid-19 tahap ketiga dengan melibatkan 1.620 sukarelawan. Hasilnya nanti akan dibandingkan dengan hasil uji klinis yang sama di berbagai negara,” kata Presiden Jokowi melalui akun Instagramnya.

Proses dan protokol fase uji klinis tersebut akan mendapatkan pendampingan ketat dari BPOM. “Apabila dinyatakan lolos, BPOM akan mempercepat pemberian izin edarnya,” ujarnya.

Vaksin Sinovac merupakan salah satu kandidat vaksin Covid-19 yang pengembangannya paling maju saat ini. Namun, Sinovac bukan satu-satunya kandidat vaksin yang pengembangannya melibatkan anak negeri. Berikut daftarnya:

1. Vaksin Sinovac-Biofarma

Sebanyak 2.400 vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech Ltd tiba di Indonesia pada Minggu (19/7). Selain Indonesia, perusahaan Tiongkok itu juga mengirim vaksin ke beberapa negara Eropa untuk uji klinis ketiga. Pada tahap ini, vaksin memang harus diujikan ke ribuan orang.

PT Bio Farma (Persero) akan melakukan uji klinis tersebut di Pusat Uji Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung pada Agustus 2020. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam siaran persnya mengatakan uji klinis vaksin akan berjalan selama enam bulan. “Apabila lancar, maka kami akan memproduksinya pada kuartal pertama tahun 2021,” katanya.

Biofarma memilih Sinovac sebagai mitra dalam pembuatan vaksin virus corona karena memiliki metode pembuatannya. Dengan metode inaktivasi, Bio Farma sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan vaksin Pertusis.

Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, perusahaannya akan mematok harga vaksin Covid-19 di kisaran US$5 hingga US$10 per dolar AS atau setara Rp72.500 hingga Rp145 ribu per dosisnya. Namun,  angka tersebut masih mungkin berubah.

Perusahaan juga sudah menyiapkan fasilitas produksi. “Menurut laporan yang saya terima, BUMN kita sudah siap memproduksi vaksin ini dengan kapasitas 100 juta dosis per tahun, bahkan bisa ditingkatkan jadi 250 juta dosis,” kata Jokowi.

2. Vaksin Genexine-Kalbe Farma

Selain Biofarma, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) juga memiliki kandidat vaksin Covid-19. Kalbe menggandeng perusahaan Korea Selatan, Genexine Inc yang mengembangkan vaksin penangkal virus corona yang dinamai GX-19.

Vaksin GX-1 telah melalui pengujian kepada primata dan terbukti telah menghasilkan antibodi yang mampu menetralisasi Covid-19.

Uji klinis GX-19 terhadap manusia telah dilakukan di Negeri Ginseng sejak Mei 2020. Rencananya, vaksin tersebut akan dibawa ke Indonesia untuk menjalani uji klinis lanjutan pada September 2020 mendatang.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan dilibatkan dalam uji klinis vaksin tersebut di Indonesia. “Kami terlibat di uji klinis fase 2 dan 3 dari kandidat vaksin yang sudah dikembangkan oleh berbagai mitra di luar negeri," kata Kepala LIPI Laksana Tri Handoko.

Handoko menuturkan Genexine Korea Selatan saat ini sedang dalam proses persetujuan untuk uji klinis fase 1. Sementara fase 2 dan 3 uji klinis akan dilakukan dengan skala lebih besar dengan melibatkan ribuan orang, termasuk di Indonesia.

Sebelumnya, Kalbe Farma telah menjalin kerja sama dengan Genexine membentuk PT Kalbe Genexine Biologic (KGBio). Perusahaan joint venture itu mengembangkan dan membuat bahan baku obat-obatan bioteknologi di Indonesia.

3. Vaksin Eijkman

Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman juga mengembangkan vaksin Covid-19. Vaksin tersebut dikembangkan melalui kerja sama dengan beberapa Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kesehatan dan beberapa universitas di Indonesia.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, proses penelitian vaksin Merah Putih pada tahap awal. "Tahap 20-30% itu ibarat membangun pondasi rumah dan itu bagian paling sulit," kata Amin Soebandrio dalam konferensi pers secara daring, Kamis (16/7).

Dalam tahap awal ini, Eijkman telah mempersiapkan protein rekombinan untuk di uji kepada hewan. Untuk mencapai tersebut, Eijkman telah mengidentifikasi virus corona  yang bersirkulasi di Indonesia.

(Baca: Eijkman Operasikan Cobas 6800, Mampu uji 1.000 Sampel Covid-19 Sehari)

Selain itu, Eijkman melakukan amplifikasi bagian virus SARS-CoV-2, yaitu protein S dan N. Para peneliti juga berhasil memperbanyak gen S dan N tersebut dengan memasukkan ke dalam sel mamalia yang berasal dari hewan menyusui.

Nantinya, akan diperoleh protein rekombinan yang akan diuji lebih lanjut dalam merangsang respons imun. "Awalnya akan diuji pada hewan kecil, kemudian hewan yang lebih besar. Kalau hasilnya bagus, kami berikan (vaksin) ke industri," ujar dia.

Berikutnya, vaksin jadi harapan pemulihan ekonomi...

Halaman:
Reporter: Antara, Febrina Ratna Iskana, Ihya Ulum Aldin, Ameidyo Daud Nasution