Satgas Covid-19 Diminta Gandeng Lebih Banyak Ahli Medis

ANTARA FOTO/FB Anggoro/nz.
Perawat mengenakan alat pelindung diri (APD) menangani pasien di Poli Pinere RSUD Arifin Achmad, Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (9/7/2020). IAKMI meminta pemerintah melibatkan ahli kesehatan di Satgas Penanganan Covid-19.
1/8/2020, 14.30 WIB

Ahli kesehatan masyarakat meminta pemerintah melibatkan lagi lebih banyak pakar dan tenaga medis dalam Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Ini lantaran masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah penularan virus corona yang semakin melejit.

Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengatakan hingga saat ini pihaknya serta organisasi kesehatan RI lainnya belum diajak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk berdiskusi langsung terkait hal itu.

Padahal menurutnya tenaga dan ahli kesehatan berada di garis paling depan dalam menghadapi corona. Oleh sebab itu dia meminta adanya keterlibatan organisasi lebih banyak dalam pemutusan rantai penularan Covid-19.

"Perlu dipahami bahwa pasukan tempurnya bukan di militer karena kita akan melawan virus. Mau tidak mau (harus melibatkan) teman-teman dari tenaga kesehatan dan organisasi terkait untuk mengkoordinasi ini (penanganan virus)," ujar Dedi dalam diskusi, Sabtu (1/8). 

Dedi juga berharap tak ada lagi tumpang tindih tugas antara Satgas Covid-19 dengan instansi lainnya seperti Kementerian Kesehatan. Ini lantaran sebelumnya Kemenkes kerap berjalan tak berdampingan dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Dia memberikan contoh bahwa beberapa informasi data sempat menjadi permasalahan antar dua instansi tersebut. Oleh sebab itu Satgas Penanganan Covid-19 dan Kemenkes dapat saling menyempurnakan peran mereka masing-masing serta saling berkoordinasi secara lebih baik lagi.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, isu koordinasi menjadi hal yang penting dalam mengatasi peningkatan kasus positif corona di RI. Ia juga menilai pelibatan tenaga medis, termasuk perawat yang berada di garda terdepan harus dilakukan untuk memberi masukan dari mereka.

 "Kalau pada akhirnya digabungkan tim gugus kesehatan ini, maka harus lebih banya yang dilibatkan. Sebagaimana lembaga-lembaga yang dimunculkan tapi hanya menghabiskan anggaran," ujar Fithra.

Reporter: Cindy Mutia Annur