Sumber Daya Melimpah, Menteri Edhy Sebut Pemanfaatan Laut Baru 10%

ANTARA FOTO/Ampelsa
Pekerja menyelesaikan pembangunan keramba jaring apung di Pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Rabu (5/2/2010). Pembangunan keramba jaring apung untuk budidaya udang, kerapu dan beberapa jenis ikan lainnya tersebut guna meningkatkan produksi ikan dan perekonomian nelayan pesisir.
Editor: Ekarina
10/8/2020, 14.04 WIB

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membeberkan potensi kelautan Indonesia dengan dengan panjang garis pantai mencapai 99.093 kilometer. Meski demikian, pemanfaatan sumber daya kelautan untuk perekonomian masih kecil yakni kurang dari 10%. 

Hal ini disebabkan masih sedikitnya minat masyarakat yang menggeluti sektor ekonomi tersebut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengatakan, salah satu potensi yang belum digarap dengan maksimal yakni sektor budidaya tambak udang. Padahal, dengan panjang garis pantai Indonesia seharusnya potensial untuk budidaya udang.

"Kita memproduksi udang saja belum sampai 1 juta ton setahun, padahal luas wilayah laut kita pantai kita terpanjang nomor dua di dunia," kata Edhy saat mewisuda 1.356 lulusan Satuan Pendidikan Lingkup KKP di Seluruh Indonesia secara daring di Jakarta, Senin (10/8).

Menurut dia, berbagai kendala sering dihadapi masyarakat dalam mengembangkan budidaya udang seperti kurangnya bantuan modal dan minimnya kompetensi sumber daya manusia (SDM). Sehingga potensi tersebut belum dimaksimalkan.

Untuk mengatasi hal itu, dari sisi permodalan pemerintah telah menyiapkan bantuan melalui kredit usaha rakyat (KUR) senilai Rp 195 triliun dan akan ditingkatkan hingga 2024 mencapai Rp 334 triliun.

Sedangkan dari anggaran internal KKP saat ini masih tersisa Rp 900 miliar dari total anggaran untuk pengembangan sektor perikanan laut yang mencapai Rp 1,3 triliun.

"Kalau lulusan ini diturunkan sekaligus dan terjun membangun tambak-tambak udang itupun belum ada 0,1% memenuhi laut kita," kata dia.

Untuk meningkatkan kompetensi dari sisi SDM, pihaknya mendorong untuk memperkaya riset dan inovasi agar produktivitas dapat segera meningkat. "Saya yakin kalau ini kita kembangkan dengan baik akan menjadi salah satu sumber ekonomi," kata dia.

Sebelumnya, Edhy menargetkan ekspor komoditas udang pada 2024 meningkat hingga 250%. KKP juga membuat peta jalan (Roadmap) Pengembangan Udang Nasional untuk memastikan target yang telah ditetapkan dapat terwujud.
 Data dari United Nations Comtrade menunjukkan rata-rata nilai ekspor udang dengan kode HS 0306 pada 2015-2018 sebesar -2,19%. Pada tahun lalu, nilai ekspor udang menurun 6,84% dari US$ 1,69 juta atau setara Rp 24,8 triliun pada 2017 menjadi US$ 1,57 juta atau setara Rp 23,1 triliun.

Sementara volume ekspor udang justru mengalami kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan 2015-2018 sebesar 1,91%. Tren ekspor udang mengalami peningkatan sejak 2016. Tercatat pada 2018 volume ekspor udang naik 2,18% dari 169,2 ribu ton pada 2017 menjadi 172,9 ribu ton.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto