Rekor 4.168 Kasus Baru Corona RI, Tertinggi Berasal dari Jakarta-Jabar
Pemerintah melaporkan lonjakan kasus positif virus corona RI sebanyak 4.168 menjadi 240.687 orang pada Sabtu (19/9). Ini berarti kenaikan jumlah pasien corona hari ini mencetak rekor tertinggi sejak awal Maret lalu.
Kenaikan jumlah kasus hari ini didapatkan dari rekot tambahan pemeriksaan 44.156 sampel spesimen. Secara total, pemerintah telah menggelar 2.885.508 uji spesimen kepada 1.698.202 orang.
Dari data Kementerian Kesehatan, DKI Jakarta masih menyumbang kasus terbanyak yakni 988 orang. Di bawahnya adalah Jawa Barat dengan tambahan 470 kasus dan Jawa Timur yang melaporkan 379 kasus.
Berikutnya adalah Riau yang mencatat kenaikan 303 kasus. Sedangkan Jawa Tengah berada di peringkat tiga dengan lonjakan Jawa Tengah kasus.
Kemenkes juga melaporkan adanya tambahan 3.576 kasus sembuh menjadi 174.530 orang. Namun angka kematian pasien Covid-19 juga melonjak 112 menjadi 9.448 orang.
Jateng dan Jatim menyumbang tambahan kasus kematian pasien Covid-19 hingga hari ini. Jateng melaporkan adanya 40 orang meninggal, sedangkan Jatim melaporkan tambahan 20 pasien wafat hingga siang ini.
Pemerintah mencatat jumlah suspect corona bertambah 2.997 menjadi 107.863 orang. Penyakit ini juga telah melanda 34 provinsi di Indonesia.
Melonjaknya kasus di Jakarta mengakibatkan kapasitas rumah sakit ikut terancam. Oleh sebab itu, pemerintah melibatkan pengusaha hotel untuk mengisolasi pasien di penginapan.
Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia saat ini menyiapkan 27 hotel bintang dua dan tiga dengan kapasitas 3.711 kamar di ibu kota untuk mengisolasi pasien. Penginapan tersebut akan menampung pasien jika kapasitas Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran semakin penuh.
Dari data PHRI, 11 hotel berisi 1.605 kamar berada di Jakarta Pusat, sebanyak 5 hotel dengan 557 kamar terletak di Jakarta Selatan, dan 4 hotel berkapasitas 587 kamar ada di Jakarta Timur. Selain itu ada 5 penginapan dengan 602 kamar ada di Jakarta Barat dan 2 hotel berisi 360 kamar di Jakarta Utara.
“Nantinya akan melihat okupansi Wisma Atlet, kalau sudah 80% baru akan diambil (hotel),” kata Sekretaris Jenderal PHRI Maulana Yusran dalam diskusi yang disiarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jumat (18/9).