Covid-19 di Bandung Melonjak, Epidemiologi Minta New Normal Dievaluasi
Kasus Covid-19 di Bandung tiba-tiba melonjak tajam. Pemerintah Kota Bandung pun diminta mengevaluasi kebijakan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung, terdapat penambahan terkonfirmasi hingga puluhan kasus. Angkanya saat ini mencapai 2.181.
Epidemiolog dari Universitas Padjajaran (Unpad), Panji Fortuna Hadisoemarto, mengatakan salah satu faktor peningkatan kasus di kota tersebut yaitu mobilitas masyarakat. Meskipun ada kebijakan penutupan sejumlah ruas jalan.
"Menutup jalan itu belum tentu tepat, bisa saja itu memindahkan kerumunan, ini harus di evaluasi. Saya tidak bilang ini jelek tapi harus dievaluasi," kata Panji seperti dilansir dari Antara pada Minggu (8/11).
Hal itu, menurut Panji, menyebabkan transmisi lokal di masyarakat. Selain itu, jumlah orang terinfeksi berpotensi terus meningkat karena belum terdeteksinya kasus Covid-19 setelah libur panjang.
Dia pun meminta agar mobilitas masyarakat diperketat guna mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas. "Bisa jadi ada transmisi yang belum terdeteksi dan bisa jadi meluas kalau kami sekarang terlalu longgar," katanya.
Lebih lanjut, dia menilai aspek kesehatan menjadi hal utama dalam pemulihan ekonomi. Apabila aspek kesehatan tertangani dan terkendali, maka ekonomi bakal meningkat.
"Harus disadari yang menentukan arah ekonomi ya pengendalian wabahnya, kalau wabah terkendali ekonomi bisa jalan," katanya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan