Musi Banyuasin Menyeimbangkan Pembangunan dengan Lingkungan

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Anshar Dwi Wibowo - Tim Riset dan Publikasi
9/11/2020, 13.19 WIB

Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terus berupaya menyeimbangkan pembangunan dengan lingkungan. Hal tersebut tercermin dalam skor kualitas hidup dan pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang tinggi dalam Indeks Daya Saing Daerah Berkelanjutan (IDSDB).

IDSDB disusun oleh Komisi Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) bersama dengan Katadata Insight Center. Tercatat, skor untuk elemen kualitas hidup Muba ialah 90,79 dan pengelolaan SDA 81,87. Hal ini pula yang mengantarkan Muba menempati peringkat ke-2 IDSDB dengan skor keseluruhan 64,48.

“Tentunya ini sebagai penyemangat bahwa pembangunan yang berimbang ternyata bisa menumbuhkan atau memunculkan daya saing daerah,” ujar Wakil Bupati Musi Banyuasin Beni Hernedi dalam sebuah video, Kamis (6/11)

Beni menambahkan, Kabupaten Musi Banyuasin terus berupaya menyeimbangkan pembangunan dengan lingkungan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, Muba senantiasa melakukan berbagai inovasi dan memperbaiki kemudahan berusaha dengan memperhatikan indikator-indikator pembangunan hijau.

Muba sudah 21 kali mendapatkan Piala Adipura dan penghargaan dari pemerintah Inggris sebagai pelopor implementasi pembangkit listrik zero emission. Apresiasi tersebut tidak terlepas dari komitmen untuk mewujudkan sustainable city yang menyelaraskan fungsi pertumbuhan ekonomi, sosial, dan ekologis dengan tata pemerintahan yang baik.

Muba juga merupakan kabupaten di Indonesia yang pertama kali mendukung implementasi Kemitraan Pengelolaan Lanskap (KOLEGA) di Sumatera Selatan. Pendekatan Lanskap Berkelanjutan bertujuan untuk mendukung pembangunan hijau.

Selain itu, Muba meraih Proklim Utama Tahun 2020 karena dinilai berhasil dalam upaya peningkatan ketahanan pangan. Di antaranya melalui pertanian terpadu (integrated farming) yang menggabungkan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, dan pemanfaatan lahan pekarangan.

Terkait pengelolaan sampah, Muba juga menjalankan pengendalian 3M (menguras, menimbun, dan menutup) dan menjalankan bank sampah. Selain itu dilakukan pengomposan hingga pemanfaatan biogas dari kotoran ternak untuk memasak.

Meski demikian masih ada catatan dari KPPOD terkait variabel resiliensi. “Pengalokasian anggaran mitigasi bencana masih minim,” ujar Analis Kebijakan KPPOD Herman Nurcahyadi Suparman.

Ekonomi dan Sosial Inklusif

Muba memiliki pertumbuhan investasi dan daya dukung ekonomi yang baik. Tercermin dari skor 62,27 pada pilar ekonomi unggul. Kabupaten ini mendapat nilai baik pada variabel sarana dan prasarana penunjang kegiatan investasi yakni kelengkapan infrastruktur ekonomi pendukung seperti jalan, internet, dan listrik.

Herman mengungkapkan, dengan potensi ekonomi di bidang pertambangan, perkebunan, pertanian, dan perdagangan, Muba menjadi salah satu primadona bagi investor. Salah satunya melalui optimalisasi kelapa sawit sebagai bahan bakar nabati.

“Terbukti dengan akan dibangun pabrik industri palm oil dan crude palm oil (IPO-CPO) yang diprediksi akan menelan investasi mencapai US$ 14 juta,” katanya.

Muba juga memiliki nilai daya dukung ekonomi yang tinggi karena mampu memaksimalkan seluruh potensi ekonominya dengan mangacu pada pendekatan pertumbuhan hijau.

Adapun terkait pilar sosial inklusif, Muba mendapatkan nilai indeks 58,84. Berada di atas rata-rata nasional (57,99). Konflik sosial dan kriminalitas relatif rendah di wilayah ini. Sementara dalam rangka meningkatan kualitas sumber daya manusia, Musi Banyuasin berkomitmen meningkatkan kualitas pendidikan.

Tata Kelola yang Baik

Terkait pilar tata kelola, Musi Banyuasin merupakan kabupaten dengan tata kelola terbaik di Indonesia. Memiliki performa apik dalam pelayanan publik dan regulasi ramah lingkungan. Kabupaten ini juga terus berinovasi dengan melakukan peremajaan kelapa sawit sejak 2017.

Selain itu, merancang kawasan industri hijau yang akan menjadi pusat hilirisasi komoditas kelapa sawit, karet, dan migas. Inovasi lainnya yakni menjadikan karet sebagai bahan aspal untuk pembangunan jalan dan gambir sebagai pewarna alami.

“Musi Banyuasin mendapat penghargaan Government CI-EL 2020 sehingga kreativitas dan inovasi kepala daerah menjadi penting,” kata Herman.

Adapun dalam pelayanan publik, Muba memiliki mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) untuk melayani kebutuhan masyarakat. Selain itu memperoleh predikat kepatuhan standar pelayanan zona hijau dari Ombudsman RI yang artinya kepatuhan standar pelayanan publik sangat tinggi dan berjalan dengan baik.