Kegiatan sektor perkebunan kelapa sawit dan turunannya Indonesia mulai pulih usai terdampak turunnya permintaan. Hal ini tercermin dari kenaikan produksi dan ekspor dalam 3 bulan terakhir.
Mengacu data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), volume ekspor minyak sawit bulan September mencapai 2,76 juta ton atau naik 3% dari bulan Agustus yang hanya 2,68 juta ton.
Rapor positif juga terlihat pada nilai ekspor minyak sawit pada bulan September mencapai US$ 1,87 miliar atau setara Rp 26,5 triliun. Nilai ekspor ini juga naik 10% dibanding Agustus 2020.
Sedangkan sampai dengan September 2020, nilai ekspor produk sawit RI mencapai US$ 15,4 miliar atau lebih besar dari periode yang sama 2019 yakni US$ 14,4 miliar.
Jika dilihat per negara, ekspor sawit ke Tiongkok pada September 2020 mencapai 645 ribu ton atau naik dari Agustus yang hanya 618,000 ton. Meski demikian, ekspor sawit ke India September 2020 stagnan di angka 351 ribu ton sejak Agustus.
Adapun kenaikan juga terjadi di beberapa negara lain, “Kenaikan hanya terjadi di wilayah Brazil, Malaysia, Rusia dan Afrika,” seperti yang dikutip dalam siaran resmi GAPKI, Kamis (12/11).
Begitu pula pada kenaikan produksi sawit yang terus menunjukkan perbaikan. Pada Juli 2020 jumlah produksi crude palm oil (CPO) sebesar 3,85 juta ton, kemudian pada Agustus naik 4,38 juta ton dan 4,73 juta ton pada September.
Meski demikian, GAPKI menyatakan produksi sawit secara tahunan masih lebih buruk ketimbang 2020. “Sampai dengan September, produksi 2020 masih lebih rendah minus 4,7 persen dari produksi 2019," kata Direktur Eksekutif Gapki Mukti Sardjono dalam keterangan tertulis.
Adapun, konsumsi sawit untuk pangan dalam negeri terus meningkat hingga mencapai 667 ribu ton pada September. Meski demikian angka pertumbuhan ini masih minus 15,4% secara year-on- year.
Sedangkan angka konsumsi sawit untuk oleokimia juga hanya 151 ribu ton di bulan September, stagnan dibandingkan Agustus, dan hanya naik 3.000 ton dari Juli. Namun secara tahunan, konsumsi untuk oleokimia telah melonjak 49%. "Kenaikan dalam negeri dan ekspor jadi harapan untuk meningkatkan produksi," tulis GAPKI.
Terakhir, konsumsi sawit untuk biodiesel pada September beetambah 54 ribu menjadi 630 ribu ton. Angka ini juga meningkat 27,2% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebelumnya Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menargetkan tambahan produksi sebesar 3,6 juta kiloliter pada tahun ini. Namun, target tersebut terancam tak tercapai karena investasi pembangunan pabrik baru biodiesel terhambat pandemi corona.
"Terjadi perlambatan karena pabrik yang akan didirikan kesulitan, dengan tenaga ahli yang tidak bisa masuk karena Covid-19," kata Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan dalam webinar sawit, Rabu (12/8).