Jelang Libur Akhir Tahun, Okupansi Rumah Sakit Covid-19 Capai 80%

ANTARA FOTO/REUTERS/Lucy Nicholson/AWW/dj
Foto Lucy Nicholson. Ilustras, petugas medis merawat pasien yang terinfeksi virus corona. Satgas Penanganan Covid-19 menyebut keterisian rumah sakit jelang libbur akhir tahun mencapai 80%.
18/12/2020, 21.08 WIB

Peningkatan kasus Covid-19 terus terjadi sejak libur panjang akhir Oktober 2020. Kapasitas rumah sakit pun nyaris terisi penuh.

Ketua Sub Bidang Tracing Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Kusmedi Priharto mengatakan bahwa tingkat keterisian atau okupansi rumah sakit rujukan pasien corona sudah mencapai 80% di berbagai daerah.  Bahkan angka tersebut terjadi sebelum libur akhir tahun.

Hal itu mengkhawatirkan karena Satgas mencatat setiap libur panjang selalu terjadi kenaikkan kasus Covid-19.“Tempat tidur pasien, baik itu ICU maupun tempat tidur umum, sudah lebih dari 80%, sudah padat sekali,” ujar Kusmedi dalam Katadata Forum Virtual Series bertajuk Mencegah Klaster Libur Akhir Tahun, Jumat (18/12).

Dia mengatakan kondisi tersebut terjadi hampir semua daerah di Indonesia. Terutama di Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). “Rumah Sakit Hassan Sadikin (Bandung) itu bahkan sempat tidak bisa menerima pasien,” kata dia.

Lebih lanjut, Kusmedi menyebut keterisian rumah sakit yang tinggi menyebabkan layanan kesehatan tidak maksimal. Terutama untuk pasien yang membutuhkan ruang ICU. 

Hal itu terjadi karena terbatasnya tenaga kesehatan. Sedangkan jumlah pasien yang harus dirawat cukup banyak. “Pemerintah menyediakan tempat-tempat yang diubah menjadi ICU dan sebagainya memungkinkan, tetapi SDM yang melayani untuk hal-hal tersebut yang menjadi masalah,” ujarnya.

Terlebih lagi, tenaga medis yang ada saat ini terus berkurang akibat tertular Covid-19. Ikatan Dokter Indonesia mencatat jumlah dokter yang meninggal mencapai lebih dari 200 orang. Belum termasuk perawat dan tenaga kesehatan lainnya. 

“Hargailah teman-teman saya yang sudah berusaha mengobati, menyembuhkan masyarakat. Kalau perilaku masyarakat masih seperti itu (mengabaikan protokol kesehatan), kasihan teman-teman saya yang sudah mengorbankan nyawa,” ujarnya.

Dia pun kembali mengingatkan pentingnya masyarakat mematuhi protokol kesehatan 3M, yaitu mengunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Hal itu ampuh mencegah penularan virus corona. 

Jika masyarakat terus mengabaikan protokol kesehatan, besar kemungkinan akan tertular Covid-19. Jika sudah tertular dan memiliki gejala ringan dan sedang, pasien terinfeksi virus corona masih memiliki peluang sembuh sebesar 70-80%. 

Namun, jika sudah dirawat di ruang ICU, peluang untuk sembuh hanya 5-7%. Oleh karena itu disiplin protokol kesehatan menjadi kewajiban bagi semua elemen masyarakat. Selain itu, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala seperti terinfeksi virus corona.

(Penyumbang bahan: Ivan Jonathan)

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan