4 Negara di Asia Hindari Varian Baru Covid-19, Bagaimana Indonesia?

ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/hp/cf
Penulis: Hanna Farah Vania - Tim Riset dan Publikasi
31/12/2020, 08.00 WIB

Menjelang pergantian tahun 2021, jenis baru Covid-19 dilaporkan terjadi di Inggris. London pun segera memberlakukan lockdown akibat penemuan tersebut. Meski belum terbukti lebih berbahaya, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan tingkat transmisinya bisa mencapai lebih dari 70 persen. Penyebaran varian baru virus Corona ini sudah terdeteksi menyebar di beberapa negara seperti Denmark, Giblatar, Italia, Belanda, bahkan Australia

Adanya kemungkinan varian virus ini masuk ke negara-negara di benua Asia pun besar. Pasalnya, melansir dari pemberitaan Time, beberapa negara di Asia yang memiliki kasus rendah sekali pun mengalami kasus baru pada akhir Desember. Ini menunjukkan pentingnya konsistensi akan penanganan yang ketat terhadap pandemi.

1. Korea Selatan

Sebagai salah satu negara yang mampu menangani penyebaran virus, Korea Selatan pun masih mengalami kesulitan. Sebelumnya, negara ibu Kota Seoul ini berhasil menekan jumlah kasus positif tanpa pemberlakuan lockdown. Namun strategi ini masih diuji apakah cocok seiring ketakutan munculnya varian baru Covid-19. Sejak 21 Desember lalu, beberapa daerah mulai memberlakukan pelarangan perayaan liburan yang berisi lebih dari lima orang.

Pasalnya, pada Senin (21/12) lalu telah terdapat sekitar 1.100 kasus di Negara Gingseng ini. Korea saat ini juga hanya memiliki 24 ruang ICU di seluruh provinsinya. Profesor Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan Seoul National University Soonman Kwon melihat minimnya kepatuhan untuk menjaga jarak membuat kasus meningkat dan mempersulit penelurusan kasus.

“Lonjakan itu disebabkan kombinasi faktor-faktor termasuk musim dingin, yakni ketika penyakit pernapasan dan flu lebih mungkin menyebar, dan kelelahan masyarakat setelah hampir satu tahun menjauhkan diri dengan memberlakukan social distancing,” katanya.

2. Taiwan

Negara di kawasan Asia Timur ini menjadi salah satu negara yang mampu merespon pandemi dengan baik. Taiwan sudah melewati 253 hari tanpa penambahan kasus dari transmisi lokal dan mulai kembali melakukan kehidupan normal. Negara yang memiliki ibu kota Taipei ini juga memiliki kurang dari 800 kasus dan 7 kematian hingga pertengahan Desember lalu.

Namun, pada Selasa (22/12), muncul satu kasus baru akibat kontak erat dengan pilot dari Selandia Baru. Sang pilot diduga terinfeksi dalam perjalanan ke Amerika Serikat bulan lalu. Pilot ini pun dedenda sebesar US$ 10 ribu karena telah memberikan pernyataan palsu terkait kontak dan aktivitasnya pada otoritas kesehatan di Taiwan.

3. Thailand

Walaupun Thailand menjadi negara pertama selain Tiongkok yang melaporkan kasus Covid-19, negara ini dianggap mampu menekan penyebaran Covid-19 dengan pelarangan penerbangan yang ketat. Negara dengan ibu kota Bangkok ini memiliki kasus di bawah 40 ribu dengan 60 kematian hingga November lalu.

Namun, pada 17 Desember lalu pedagang pasar terkonfirmasi virus Corona. Setelah itu pemerintah Thailand melakukan pengetesan massal pada 20 Desember dan terdapat 809 kasus baru. Merespon adanya kasus baru, pemerintah kembali memberlakukan lockdown dengan jam malam dan pelarangan bepergian bagi provinsi Samut Sakhon letak pasar tersebut berada.

4. Jepang

Sebagai salah satu negara di Asia dianggap sukses menangani Covid-19, Jepang menghadapi situasi yang semakin mengerikan. Semenjak musim dingin jumlah infeksi meningkat. Kasus mulai melonjak pada awal November, dan infeksi harian di negara berpenduduk 126 juta itu mencapai 200.000 pada 21/12.

Otoritas Jepang mengonfirmasi hampir 11.000 kasus pada Desember dan ini merupakan rekor. Pada Selasa 22/12, Negeri Sakura melaporkan ada 2.658 kasus baru. Akibatnya, rumah sakit kewalahan. Dilaporkan, sekitar setengah dari 4.000 tempat tidur rumah sakit di Tokyo yang dikhususkan untuk pasien COVID-19 sudah penuh dari minggu lalu.

Situasi memburuknya penanganan Covid di Jepang dianggap akibat dari kepemimpinan yang buruk. Sejumlah kritikus mengatakan, pemerintah baru kurang literasi ilmiah dalam menangani pandemi, dan terlalu lambat untuk bertindak.

Terkait varian baru virus corona, Jepang telah menutup pintu bagi pelancong asing mulai 28 Desember 2020 hingga 31 Januari 2021. Untuk warga negara Jepang yang baru pulang dari luar negeri dan mahasiswa asing boleh masuk ke Jepang, namun harus memperlihatkan surat keterangan bebas Covid-19. Tes virus corona dilakukan dalam tempo 72 jam sebelum berangkat ke Jepang. Mereka juga diharuskan melakukan karantina mandiri selama 2 pekan setelah tiba di Negeri Sakura.

Sebelumnya pada Jumat, 25/12, Jepang melaporkan kasus pertama varian baru virus corona. Kasus ini dialami seorang penumpang asal Inggris yang baru tiba di Jepang.

Indonesia

Berbeda dengan beberapa negara yang mampu menekan kasus Covid-19, Indonesia justru memiliki peningkatan kasus cukup tinggi tiap harinya. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19, jumlah kasus aktif di Indonesia mencapai 103.239 kasus, yang mencapai 15,53 persen per 20 Desember. Indonesia pun menjadi negara keempat dengan kasus tertinggi di Asia.

Meski Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menyatakan hingga kini belum ada bukti bahwa varian baru virus Covid-19 masuk ke Indonesia. Namun,  pemerintah tetap mengantisipasi adanya kemungkinan varian baru Covid-19 dapat masuk ke Tanah Air.

Antisipasi masuknya varian baru virus, pemerintah Indonesia resmi memberlakukan penutupan pintu penerbangan untuk kedatangan Warga Negara Asing (WNA) ke Indonesia yang dijadwalkan pada 1-14 Januari 2021.

"Ratas pada 28 Desember ini memutuskan menutup sementara dari 1-14 Januari 2021 masuknya WNA dari semua negara ke Indonesia," kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dalam konferensi pers, Senin (28/12).

Profesor Kesehatan Masyarakat Trobe University di Melborune Hassan Vally mengatakan adanya peningkatan jumlah kasus di Asia Pasifik memperlihatkan kemampuan virus untuk menyebar ketika pengawasan mulai lemah.

“Sampai vaksin itu didistribusikan, kita harus melanjutkan semua tindakan yang sudah begitu efektif, yang meliputi pengujian, penelusuran dan isolasi kontak, serta jarak sosial, peningkatan kebersihan tangan dan pembatasan sosialisasi,” ujarnya.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan