Gunung Merapi dan Gunung Semeru tengah erupsi dengan mengeluarkan awal panas dan lava pijar. Masyarakat diminta waspada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, status Gunung Semeru masih dalam level II atau 'Waspada'. Adapun penetapan status gunung api tersebut didasarkan pada hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahayanya.
Sebelumnya, terjadi Awan Panas Guguran (APG) yang meluncur sejauh kurang lebih 4 kilometer. Selain itu, ada guguran lava dengan jarak luncur antara 500-1.000 meter dari Kawah Jonggring Seleko ke arah Besuk Kobokan pada Sabtu (16/1) pukul 17.24 WIB.
"Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya nya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II atau Waspada," demikian dikutip dari pernyataan PVMBG dalam keterangan resmi, Sabtu (17/1).
Sementara itu, berdasarkan hasil rekaman gempa APG pada hari ini tercatat dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan durasi 4.287 detik.
Dalam hal ini, PVMBG juga memastikan bahwa potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru adalah berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak. Sedangkan, material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
Kemudian potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah/ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.
Apabila terjadi hujan dapat terjadi lahar dingin di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.
Dalam status Level II (Waspada) masyarakat/pengunjung/wisatawan diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Selain itu, masyarakat diminta agar selalu mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.
Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Gunung Merapi
Sementara itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi terpantau menyemburkan lava pijar 36 kali dengan jarak luncur maksimum 1,5 km hingga Minggu (17/1) pagi.
"Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada Minggu pukul 00.00-06.00 WIB, guguran lava pijar Merapi meluncur ke arah barat daya," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida dalam keterangan resminya.
Selama periode pengamatan itu, asap kawah tebal berwarna putih dengan tinggi 50 meter di atas puncak kawah terlihat. Menurut BPPTKG, Gunung Merapi juga mengalami 43 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 12-188 detik, dan enam kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-5 mm selama 5-8 detik.
Pada periode pengamatan Sabtu (16/1) pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat 20 kali meluncurkan lava pijar dengan jarak luncur maksimum seribu meter ke arah barat daya.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pengamatan selama sepekan terakhir, dari 8-14 Januari 2021, BPPTKG menyimpulkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan mempertahankan status pada level III atau Siaga. Potensi bahaya akibat erupsi Gunung Merapi diperkirakan meliputi area dalam radius lima kilometer dari puncak.