Lima Cara Mudah Deteksi Hoaks dan Kebenaran Informasi

ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK
Warga mengangkat poster bertulis penolakan terhadap hoaks jelang Pemilu 2019 saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/2/2019). Aksi tolak hoaks tersebut digelar untuk mewujudkan pesta demokrasi yang aman dan damai.
Penulis: Happy Fajrian
2/4/2021, 14.15 WIB

Seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang kian pesat, orang menjadi semakin mudah mencari segala macam informasi dan berita. Namun di saat yang sama, berita bohong atau hoaks juga dapat menyebar ke khalayak ramai dengan kemudahan dan kecepatan yang sama.

Oleh karena itu derasnya arus informasi juga harus dibarengi dengan kuatnya menyaring dan mengecek fakta dari informasi yang beredar atau fact checking. Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat sibuk bagi para pengecek fakta karena adanya pandemi Covid-19 dan juga pemilu di seluruh dunia.

Beragam informasi beredar. Banyak informasi yang benar atau valid, namun tak sedikit yang menyebarkan hoaks atau kebohongan. Menurut laporan yang didukung Google News, lebih dari 50 ribu cek fakta baru muncul di mesin pencari Google Search selama setahun terakhir.

Dalam laporan ini, tiga peneliti yakni Ethan Porter, Thomas Wood, dan Yamil Velez, menemukan bahwa koreksi dalam bentuk cek fakta dapat mengurangi efek misinformasi pada kepercayaan masyarakat seputar vaksin Covid-19.

Cek fakta pun tidak hanya untuk kalangan profesional, orang biasa juga mencari bukti untuk mengkonfirmasi atau menyangkal informasi yang mereka ragukan.

“Penelusuran frasa ‘apakah benar..’ di Google lebih tinggi daripada ‘cara membuat roti..’. Penelusuran untuk ‘apakah benar..’ mencapai titik tertinggi sepanjang masa di seluruh dunia pada Oktober 2020,” tulis laporan Google yang dirilis hari ini, Jumat (2/4).

Untuk menyambut hari Cek Fakta Internasional yang jatuh pada hari ini, ada lima tips sederhana dari Google yang dapat membantu dalam mengenali misinformasi di internet dengan lebih baik.

1. Cari tahu sumbernya lebih lanjut

Jika Anda menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah Anda dengar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek apakah sumbernya itu valid.

Pengguna bisa menggunakan tools dari mesin pencari Google untuk mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs dengan meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain tersebut.

2. Cek apakah gambar digunakan dalam konteks yang benar

Kata pepatah, satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya.

Mesin pencari Google memiliki alat untuk menelusuri gambar lebih lanjut, untuk mencari apakah gambar tersebut pernah digunakan sebelumnya, dan dalam konteks apa. Sehingga dapat diketahui jika makna gambar tersebut telah diubah dari aslinya atau tidak.

3. Lihat liputan berita

Jangan terpaku hanya pada satu sumber. Lihat bagaimana dan apakah situs berita lainnya juga mewartakan peristiwa yang sama sehingga Anda bisa mengetahui gabaran besar dari peristiwa tersebut.

4. Tanyakan pada pengecek fakta

Pengecek fakta mungkin sudah pernah membahas cerita aneh yang Anda dapatkan dari orang lain atau grup chat, sehingga Anda bisa tahu kebenarannya.

Coba periksa topik mencurigakan di Fact Check Explorer yang mengumpulkan lebih dari 100 ribu verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia, atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang dibentuk pada 2018.

5. Gunakan Google Maps, Earth, atau Street View untuk verifikasi lokasi

Cerita bohong tentang peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dapat cepat menyebar karena kurangnya pemahaman kita tentang lokasinya. Jika Anda ingin tahu apakah sebuah foto benar-benar diambil dari lokasi yang diklaim, coba periksa di Google Earth atau lihat Street View lokasinya di Google Maps.

Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.