Gempa Malang Terasa Hingga Yogyakarta, Apa Pemicunya?

ANTARA FOTO/Zabur Karuru/rwa.
Ilustrasi. BMKG menyebut pusat gempa susulan dengan magnitudo 5,3 yang terjadi pagi ini berada di laut dengan kedalaman 102 kilometer sekitar 71 km selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Penulis: Agustiyanti
11/4/2021, 11.47 WIB

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sudah terjadi delapan kali gempa susulan dengan skala 3,1 hingga 5,3 magnitudo di wilayah Malang hingga Minggu (11/4) pukul 07.25 WIB, setelah gempa pertama berskala 6,1 magnitudo terjadi kemarin (10/4). Gempa susulan terasa di sebagian besar wilayah Jawa Timur, hingga sebagian wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, pusat gempa susulan dengan magnitudo 5,3 yang terjadi pagi ini berada di laut dengan kedalaman 102 kilometer sekitar 71 km selatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gempa ini merupakan jenis gempa menengah yang terjadi akibat adanya deformasi atau patahan pada bagian Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi atau menunjam ke bawah Pulau Jawa.

"Mekanisme sumber gempa menunjukkan terjadinya pergerakan naik," ujar Daryono pada Minggu (11/4), seperti dikutip dari Antara. 

Daryono menjelaskan,ctitik pusat gempa dalam bumi atau hiposenternya relatif dalam sehingga guncangan dirasakan di wilayah yang luas. Di Jawa Timur, guncangan terasa di Malang, Pacitan, Trenggalek, Nganjuk, Ponorogo, dan Blitar. Guncangan juga terasa di Wonogiri di Jawa Tengah, serta Gunung Kidul, Bantul, Kulonprogo, Yogyakarta. 

Gempa susulan ini, menurut dia, tidak berpotensi menimbulkan tsunami karena kekuatannya relatif kecil, di samping memiliki hiposenter yang cukup dalam yaitu 102 km.

Pemerintah Kabupaten Malang Jawa Timur saat ini telah menetapkan status tanggap darurat gempa bumi. Pelaksana Tugas (Plt) Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono mengatakan, pihaknya telah mengirimkan Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk melakukan pendataan, dan koordinasi lintas sektoral. BPBD Kabupaten Malang juga telah mendirikan posko tanggap darurat bencana serta mengirimkan TNI, Polri, OPD terkait, serta relawan telah diterjunkan ke lokasi untuk penanganan darurat bencana.

"Ada sejumlah kebutuhan warga yang mendesak, seperti terpal, makanan dan minuman, termasuk pembersih puing-puing. Saat ini data masih bergerak, dan terus dilakukan pembaharuan," ujar Sadono.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memastikan pemerintah provinsi menjamin biaya perawatan korban luka ringan maupun berat akibat gempa Malang.  "Para korban luka dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang dan semua biaya menjadi tanggungan pemprov," ujar Khofifah usai mengelar  rapat koordinasi penanganan gempa bersama pejabat Forkopimda di Surabaya.

Berdasarkan data Pusdalops PB Provinsi Jawa Timur hingga Minggu pukul 01.13 WIB, tercatat korban luka ringan 32 orang, korban luka sedang dua orang, korban luka berat satu orang, rumah rusak ringan 706 unit, rumah rusak sedang 205 unit, rumah rusak berat 79 unit, serta fasilitas umum rusak 119 unit.

Reporter: Antara