Sebanyak empat dari sepuluh orang di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengatur keuangan selama Ramadan. Kesalahan yang sering terjadi adalah tidak dapat memilih antara keinginan dan kebutuhan sebagai prioritas.
Certified Financial Planner Finansialku Juan Mahir Muhammad mengatakan, di bulan puasa ini banyak orang justru berlomba-lomba konsumtif. “Karena ada tunjangan hari raya (THR) atau siang tidak makan jadi merasa butuh reward,” katanya dalam diskusi dengan Katadata.co.id, Selasa (13/4).
Langkah pertama agar momen Ramadan menjadi tidak boros adalah menentukan tujuan. Alokasikan uang sesuai kebutuhan. Lalu, catat seluruh pengeluaran di bulan tersebut. Semakin detail pencatatan, semakin bagus.
Berikutnya, kurangi berbuka puasa di luar rumah. Bulan puasa biasanya undangan buka bersama alias bukber berdatangan. “Di sini banyak yang kecolongan karena sekali bukber minimal Rp 50 ribu. Bayangkan kalau ini dilakukan setiap malam,” ujar Juan.
Masalah lainnya adalah banyak orang terjebak dengan THR karena nominalnya yang besar sehingga mendorong pula pengeluaran. Padahal, alokasi utama untuk tunjangan ini sebaiknya adalah membayar utang.
Kalau THR tidak mampu menyelesaikan utang, paling tidak alokasikan bujetnya sekitar 40% hingga 50%. Alokasi kedua adalah untuk dana darurat. “Kalau terjadi pandemi seperti ini jadi kita sudah siap,” Katanya.
Penempatan berikutnya adalah menyisihkan THR untuk zakat, infak, dan lainnya. Terakhir, berkomitmen dengan pencatatan keuangan.
Apabila tergoda dengan diskon atau penawaran eksklusif saat Ramadan, Juan merekomendasikan setiap orang untuk kembali ke tujuan keuangan dan pencatatannya. “Kalau anggarannya masih ada, silakan,” katanya. “Kalau tidak cukup, mau-tidak mau harus ditahan.”
Trik agar tahu apa keinginan dan kebutuhan adalah menahan diri. “Tahan dulu tiga sampai lima hari. Kalau enggak kepikiran lagi, berarti cuma mau, bukan butuh,” ujar Juan.
Siapkan Dana Ekstra Saat Ramadan
Agara ibadah Ramadan berjalan aman dan nyaman, perencana keuangan Lolita Setyawati merekomendasikan setiap orang membuat daftar prioritas sesuai kebutuhan terlebih dulu. Daftar ini dapat menunjukkan mana kebutuhan dan keinginan sehingga terhindar dari belanja tak terduga.
Kesalahan pengaturan keuangan orang Indonesia adalah suka tergoda dan mengaburkan prioritas. Karena itu, tips kedua adalah menyiapkan dana ekstra untuk kebutuhan tambahan.
Di masa Ramadan kerap kali kebutuhan tambahan meningkat. Misalnya, keinginan bersedekah atau membagikan THR kepada keluarga. Dana ini seharusnya disiapkan sebelum bulan puasa tiba. Namun, belum terlambat untuk melakukannya sekarang, jelang Lebaran.
Yang ketiga, belanja di awal agar lebih hemat. Seringkali harga kebutuhan pokok meningkat pada momen keagamaan. Dengan belanja lebih dini, pengeluaran pun dapat dihemat.
Terakhir, menyiapkan menu makanan dan minum sebelum sahur dan buka puasa. Langkah ini dapat menghindari dari keinginan implusif. “Menu yang Anda siapkan akan menghemat pengeluaran,” kata Lolita.
Jangan lupa untuk mengaudit kulkas. Sering kali sudah banyak menyimpan stok tapi lupa untuk digunakan. “Tujuan audit ini agar tidak ada bahan makanan terbuang sia-sia dan dapat dimanfaatkan maksimal,” katanya.