Kisruh Vaksin Nusantara, BPOM Didukung Boediono dan Ratusan Tokoh

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/rwa.
Vaksinator menunjukkan cairan vaksin COVID-19 sebelum diberikan kepada warga penerima vaksin di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/4/2021).
Penulis: Lavinda
17/4/2021, 16.06 WIB

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Erry Riyana Hardjapamekas menambahkan, dirinya mendukung BPOM karena meyakini bahwa lembaga resmi negara itu telah menjalankan perannya sebagai pengawas obat dan makanan dengan penuh integritas.

Para tokoh yang mendukung BPOM berasal dari berbagai kalangan, antara lain, mantan Wakil Presiden RI Boediono, Budayawan A. Mustofa Bisri, Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii maarif dan Azyumardi Azra, dan Ahli Hukum Pidana Arief T. Surowidjojo. Tokoh ternama lain adalah Ade Armando, Andreas Harsono, Akmal Taher, Herawati Supolo Sudoyo, Tirta Mandira Hudi, Kuntoro Mangkusubroto, Sigit Pramono, dan Goenawan Mohamad. 

Selain itu, terdapat pula tokoh yang berasal dari lingkup akademisi, ahli penyakit menular, pengacara, pengusaha, pekerja seni, jajaran menteri era pemerintahan terdahulu, pegiat kebudayaan, dan hak asasi manusia.

Sebelumnya, BPOM tak memberi restu uji klinis tahap kedua Vaksin Nusantara karena tidak memenuhi empat syarat utama. Hasil uji klinis fase pertama dianggap belum meyakinkan.

Keempat persyaratan itu antara lain, praktik uji klinik yang baik (good clinical practical), bukti dari konsep (proof of concept), praktik laboratorium yang baik (good laboratory practice), dan cara pembuatan obat yang baik (good manufacturing practice).

Kendati demikian, penelitian Vaksin Nusantara tetap berlanjut dan nekat melaju ke uji klinis tahap kedua.

Halaman: