Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) menyampaikan penyebab adanya 30 kasus kematian usai pemberian vaksin Covid-19. Sebanyak 27 orang meninggal usai menerima vaksin Sinovac, sedangkan 3 meninggal usai mendapatkan suntikan AstraZeneca.
Ketua Komnas KIPI Hindra Irwan Satari mengatakan dari pemeriksaan, kematian 27 orang penerima Sinovac tak terkait vaksin tersebut. Sebanyak 10 orang meninggal akibat Covid-19 sebelum kekebalan terbentuk, 14 karena sakit jantung, satu menderita gangguan fungsi ginjal, dan dua karena diabetes mellitus.
“Diagnosanya lengkap, dirawat dan ada CT scan-nya,” kata Hindra saat rapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Kamis (20/5).
Untuk AstraZeneca, Hindra awalnya menyampaikan bahwa dirinya lupa data kematian penerima vaksin tersebut. Meski demikian dari informasi yang diterima, ada kematian tiga orang setelah menjalani vaksinasi.
Kasus pertama adalah pemuda 22 tahun di Buaran yang meninggal satu hari setelah disuntik. Sebelum mengembuskan napas terakhir, pemuda tersebut sempat mengalami demam tinggi.
Namun Hindra mengatakan kondisi tersebut sulit diketahui lantaran sang pemuda tak datang ke dokter atau rumah sakit. Usai berdiskusi dengan keluarga orang tersebut, Komnas KIPI akan melakukan autopsi.
“Sulit menentukan karena tidak pernah diperiksa, namun sulit menyatakan tak terkait karena untuk AstraZeneca (pernah) ada (kasus) blood clot (pembekuan darah),” katanya.
Kejadian kedua adalah pengendara ojek online berusia 60 tahun yang meninggal beberapa hari usai menerima vaksin. Ia sebelumnya tak diperiksa sebelum mendapatkan suntikan dan mengalami sesak napas sehari kemudian.
Kondisi sang lansia semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia. “Karena radang paru-paru,” kata Hindra.
Kejadian ketiga berasal dari seseorang berusia 45 tahun di Ambon. Namun Hindra mengatakan orang tersebut meninggal setelah terkena Covid-19 meski sebelumnya telah menerima vaksin. “Itu sama batch-nya dengan (kematian) yang 22 tahun,” katanya.
Hindra lalu menyampaikan hingga 16 Mei, Komnas mendapatkan laporan 229 KIPI serius. Sebanyak 211 setelah mendapatkan suntikan Sinovac dan 18 usai menerima AstraZeneca.
Sedangkan KIPI non serius yang didapatkan mencapai 10.628 kasus yang terdiri dari 9.738 usai suntik Sinovac dan 889 setelah menerima AstraZeneca. “Non serius itu demam, mual, muntah, pusing, nyeri, hingga sakit kepala,” kata Hindra.
Sedangkan Kementerian Kesehatan menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca batch CTMAV547 yang berjumlah 448.480 dosis untuk proses pengujian toksisitas dan sterilitas. Namun Juru Bicara Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, tidak semua batch vaksin AstraZeneca dihentikan distribusi dan penggunaannya.
Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu. ""Penghentian sementara ini adalah bentuk kehati-hatian pemerintah untuk memastikan keamanan vaksin ini. Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak termakan oleh hoax yang beredar," kata Nadia dalam siaran pers, Minggu (16/5).