Strategi Pemerintah Menekan Lonjakan Kasus Covid-19 di Kudus

ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/nz.
Ilustrasi. Kasus aktif Covid-19 di Kudus terjadi lantaran kegiatan ziarah dan tradisi Kupatan tujuh hari usai Lebaran.
Penulis: Agustiyanti
6/6/2021, 20.15 WIB

"Data yang dilaporkan harus merupakan data nyata di lapangan, tegakkan terus disiplin protokol kesehatan, laksanakan penyekatan mobilitas masyarakat untuk mencegah terjadinya penyebaran, termasuk dari luar Kabupaten Grobogan," ujar Hadi.

Kemarin, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau langsung kondisi di Kudus dan meminta Ikatan Dokter Indonesia mengirimkan dokter ke wilayah tersebut.

Hasilnya, sebanyak 38 orang dokter serta 70 perawat akan dikirim ke lokasi. Selain itu, pemerintah mengirimkan 50 ribu antigen ke Kabupaten kudus untuk memacu tes dan penelusuran. Kemenkes juga mengirimkan mobil tes polyemerase chain reaction (PCR) dari Yogyakarta. "Kalau sudah positif jangan isolasi di rumah atau di rumah sakit. Siapkan tempat isolasi terpusat agar tidak menyebar," kata Budi di Kudus.

Secara khusus Budi juga meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendampingi Bupati Kudus Hartopo dalam menangani lonjakan Covid-19. Apalagi dari pemantauannya, Menkes melihat kabupaten tersebut tak sepenuhnya siap menghadapi gelombang corona.

"Kalau tekanannya terlalu banyak, kadang Bupati pusing harus ‘ngapain’. Pak Gubernur bisa membantu," kata Budi.

Ganjar saat ini telah menyiapkan beberapa tempat di Semarang untuk memudahkan isolasi pasien corona tanpa gejala. Ia juga menyiapkan tim yang akan berkantor di Kudus untuk membantu pemerintah kabupaten.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, ledakan corona di Kudus terjadi lantaran kegiatan ziarah dan tradisi Kupatan tujuh hari usai Lebaran.

Halaman: