Keterwakilan Perempuan di Pimpinan Perusahaan Masih Hadapi Tantangan

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
Editor: Doddy Rosadi
15/6/2021, 10.04 WIB

Lingkungan Kerja dan Perspektif Kepemimpinan

Menurut data yang  diperoleh dari survey daring Social Norms, Attitudes and Practices (SNAP) 2020 pada 6 ribu laki-laki dan perempuan perkotaan di Indonesia, Filipina, dan Vietnam yang dilakukan oleh YouGov dengan dukungan dari Investing in Women, mereka yang dipekerjakan oleh perusahaan dengan representasi gender dalam peran kepemimpinan lebih cenderung memiliki sikap yang sama atau progresif terhadap kelayakan perempuan untuk memimpin dan tidak memiliki preferensi pribadi untuk bos laki-laki.

Hal berbeda terjadi pada responden yang bekerja di perusahaan yang didominasi laki-laki. Responden ini memiliki sikap dan preferensi yang lebih tradisional mengenai kepemimpinan dibandingkan dengan mereka yang berada dalam kelompok yang tidak bekerja.

Responden yang bekerja di perusahaan di mana perempuan dan laki-laki sama-sama terwakili dalam kepemimpinan, atau di mana perempuan memegang sebagian besar posisi kepemimpinan. Ketinggian bilah menunjukkan tanggapan yang mendukung kesetaraan gender. Tinggi bilah oranye menunjukkan berapa banyak responden yang tidak setuju dengan pernyataan 'pria menjadi pemimpin yang lebih baik dibandingkan dengan wanita'. Tinggi bilah ungu menunjukkan berapa banyak responden yang mengatakan bahwa mereka tidak memiliki preferensi pribadi untuk bos laki-laki.

“Sekarang mari kita lihat batang oranye dan ungu di sisi kiri. Ini adalah responden yang bekerja di perusahaan yang didominasi oleh pemimpin laki-laki. Anda dapat melihat bahwa mereka cenderung tidak memiliki tanggapan yang mendukung kesetaraan gender,” ungkap Nizma Fadila, Koordinator Monitoring, Evaluation, and Learning (MEL) IBCWE.

Di sisi paling kanan adalah kaum milenial yang tidak bekerja saat ini. Bahkan mereka cenderung lebih menghargai kesetaraan gender dalam kepemimpinan dibandingkan mereka yang bekerja di budaya ketidaksetaraan gender.

“Dapat disimpulkan bahwa Apa yang dilihat orang di tempat kerja mereka itu penting. Tempat kerja yang menunjukkan kesetaraan juga memengaruhi sikap pribadi karyawannya,” singkatnya.

Halaman: