Pemerintah berencana melonggarkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara bertahap mulai September mendatang. Epidemiolog pun menilai, rencana tersebut sudah tepat lantaran Covid-19 varian Delta diperkirakan mulai melandai bulan depan.
Meski begitu, penularan varian tersesbut diperkirakan baru benar-benar terjadi pada Oktober. Untuk itu, pemerintah untuk meningkatkan penelusuran kasus, tes, perawatan pasien positif, hingga vaksinasi.
"Masa krisis varian delta 10-12 minggu. Jadi September memang masa turun bertahap," kata Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (3/8).
Sementara, Epidemiolog dari Universitas Airlangga Laura Navika Yamani mengatakan pembukaan aktivitas ekonomi harus diikuti dengan jaminan penerapan adaptasi kebiasaan baru oleh masyarakat. Warga perlu memperhatikan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
"Harus bisa menjamin adaptasi kebiasaan baru bisa dilakukan oleh masyarakat dalam kondisi pandemi masih berlangsung," ujar dia.
Sebagaimana diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan melakukan pelonggaran PPKM mulai September mendatang.
Menurutnya, pemerintah harus meningkatkan cakupan vaksinasi serta implementasi mencuci tangan, menjaga jarak, dan memakai masker (3M) serta tracing, testing, treatment (3T). Upaya perbaikan tersebut harus dilakukan selama Agustus ini.
"Presiden memerintahkan kami untuk melakukan langkah-langkah ini dengan sebaik-baiknya dan sedetil-detilnya agar September bisa mulai dilakukan pembukaan secara bertahap," kata Luhut dalam konferensi pers secara daring, Senin (2/8).
Untuk itu, pemerintah memastikan pasokan vaksin mencukupi dan sesuai target vaksinasi. Selain itu, pemerintah akan menggandeng seluruh pihak untuk meningkatkan kesadaran penerapan protokol kesehatan.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, vaksinasi akan meningkat hingga 70 juta dosis pada Agustus dan September. "Sehingga beban vaksinasi akan sangat tinggi," ujar dia.
Selama Januari-Juli, Indonesia baru menerima 90 juta dosis vaksin atau 20% dari target vaksin. Selebihnya, 258 juta dosis vaksin atau 80% dari target vaksin akan tiba pada Agustus-Desember.
Di luar itu, ada potensi tambahan vaksin selama Agustus-Desember sekitar 70 juta dosis. Dengan demikian, pemerintah berpotensi mendapatkan 331 juta dosis selama lima bulan ke depan.
"Ini hampir 4 kali lipat dari apa yang kita peroleh Januari-Juni. Ini perlu peningkatan dari sisi vaksinasi di daerah," ujar Mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.