Kematian Pasien Covid-19 Usia 31-45 Tahun Melonjak 435% dalam Sebulan
Anggapan bahwa kasus positif Covid-19 hanya berdampak serius kepada kelompok pasien berusia lanjut semakin tidak terbukti. Data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 justru menunjukan kasus kematian meningkat tajam pada kelompok usia produktif.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas (Satgas Covid-19) Dewi Nur Aisyah mengatakan jumlah angka kematian pada pasien berusia 31-45 tahun dan 46-59 melonjak tajam di bulan Juli. Pada pasien dengan usia rentang 31-45 tahun, angka kematian yang tercatat pada Juli mencapai 5.159 orang, angka tersebut melonjak 435,2% bila dibandingkan yang tercatat pada bulan Juni yakni 964.
“Terdapat tren kenaikan di kelompok yang lebih muda di bawah 60 tahun. Mungkin karena mobilitas mereka masih tinggi dan banyak yang masih kerja tapi begitu kena berakibat fatal,” ujar Dewi dalam diskusi Optimalisasi Peran Posko Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), Rabu (4/9).
Lonjakan angka kematian juga terjadi pada kelompok usia 46-59. Pada bulan Juni, jumlah kasus kematian yang dilapokan pada kelompok usia tersebut sebanyak 2.547. Angka ini naik 437,7% pada bulan Juli menjadi 13.694 jiwa.
“Dengan begitu, kenaikan angka jumlah kematian pada kelompok yang lebih muda, yaitu 46-59 dan 31-45 mengalami kenaikan hampir lima kali lipat di bulan Juli,” jelas Dewi.
Kenaikan angka kematian pasien Covid-19 dengan rentang usia 31-59 tahun tersebut mengkhawatirkan mengingat mereka adalah usia produktif kerja.
Di samping itu, Dewi menyampaikan bahwa ketika PPKM berlangsung, otomatis mobilitas masyarakat menurun. Penurunan mobilitas tersebut selain berkorelasi terhadap angka kasus positif juga berdampak pada angka kematian.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan adanya penurunan mobilitas masyarakat ke tempat perdagangan ritel dan rekreasi, tempat kerja, dan tempat transit selama bulan Juli. Seperti diketahui, pemerintah menerapkan PPKM Darurat yang kemudian berganti nama menjadi PPKM Level 4 sejak 3 Juli.
Kunjungan masyarakat ke tempat perdagangan ritel dan rekreasi di bulan Juli, misalnya, turun 20,0% dari periode baseline 3 Januari 2020 hingga 6 Februari 2020 atau dari sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Data BPS juga menunjukan mobilitas ke tempat kerja turun 29,5% di Juli. Sebaliknya, aktivitas di rumah meningkat menjadi 13,2% di bulan Juli.
Kendati kasus kematian pada pasien berusia 31-59 meningkat tajam, secara keseluruhan angka kematian akibat Covid-19 mulau turun menjelang akhir Juli. Pada 31 Juli, Satgas Covid-19 melaporkan jumlah kasus kematian mencapai 1.808, menurun dibandingkan yang tercatat pada 27 Juli yakni 2.069 jiwa.
“Ketika mobilitas ditekan, hal tersebut akan berkorelasi positif terhadap (menurunnya) angka kematian,” kata Dewi.
Dewi menambahkan pemerintah berusaha menekan angka kematian pada bulan Juli dengan memperpanjang PPKM Level 4. Harapannya adalah setelah perpanjangan berakhir, kenaikan kasus bisa secara signifikan menurun, begitu pula pada angka kematian.
“Semoga PPKM di pekan kedua Agustus bisa membuat angka kematian menurun,” harap Dewi.
Untuk menekan kasus positif dan memutus penyebaran pemerintah juga membentuk posko PPKM yang bergerak di tingkat kelurahan hingga RT/RW. Tujuannya adalah agar penanganan dan pelaporan kasus bisa terdeteksi di lingkup masyarakat terendah. Selain itu, imbauan dan pendataan pelaksanaan vaksinasi bisa lebih masif.
(Akbar Malik Adi Nugraha)