Pemerintah masih kekurangan sejumlah obat untuk terapi pasien Covid-19. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengatakan hal tersebut terjadi lantaran beberapa jenis penawar itu masih diimpor.
Arianti menjelaskan salah satunya adalah stok Tocilizumab yang masih kurang sebanyak tiga ribu dosis. Adapun, obat ini dikenal dengan nama dagang Actemra.
"Kebutuhan 9 ribu, tapi kita hanya punya stok (sekitar) 6 ribu karena kita belum bisa buat sendiri," kata Arianti dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (27/9).
Stok Tocilizumab baru bertambah 2.500 dosis pada pekan terakhir September. Dengan tambahan tersebut, total pasokan pada akhir bulan ini akan mencapai 9.383 dosis.
Arianti mengatakan sulitnya pasokan lantaran hanya beberapa negara yang memiliki pabrik produksi Tocilizumab. Kementerian Kesehatan juga telah berusaha untuk menambah stok di dalam negeri. "Sampai (melobi) ke Iran, tapi belum tembus juga," katanya.
Selain itu, Indonesia juga masih kekurangan Intravenous immune globulin (IVIg) 5% 50 mg. Kebutuhan IVIg pada September sebanyak 144 ribu dosis, sedangkan total stok hanya mencapai 114.278 dosis.
Adapun, pemerintah akan menambah 1.800 dosis tambahan stok IVIg pada minggu keempat September. Secara total, obat penambah antibodi yang telah dikantongi baru mencapai 116.078 dosis.
Tak hanya itu, Indonesia juga masih mengimpor Remdesivir lantaran belum bisa diproduksi di dalam negeri. Namun, Ariani memastikan stok obat tersebut mencukupi lantaran pemerintah mendapatkan donasi yang mencapai dua kali lipat dari kebutuhan bulan ini.
Kemenkes mencatat, kebutuhan Remdesivir mencapai 514.800 pada September, sementara stok yang tersedia mencapai 1,13 juta dosis. Pada pekan keempat dan kelima, Indonesia akan kembali mendapat tambahan pasokan Remdesivir masing-masing 118.334 dan 8 ribu dosis.
Sedangkan beberapa obat lain relatif mencukupi lantaran telah diproduksi di dalam negeri. Kemenkes mencatat, stok multivitamin mencapai 65,6 juta dosis dari total kebutuhan September 9,5 juta dosis, stok Favipiravir 89,9 juta dari kebutuhan bulan ini 24 juta, dan stok Oseltamivir sebanyak 13,1 juta dosis dari total kebutuhan September 327,6 ribu dosis.
Selain itu, stok Azythromycin mencapai 8,4 juta dosis dari kebutuhan September sebanyak 117 ribu dosis serta stok Ivermectin 4,52 juta dosis dari kebutuhan 108 ribu dosis.