Memahami Hidrolisis Garam dari Pengertian hingga Rumusnya

ANTARA FOTO/Rahmad/rwa.
Ilustrasi Garam
Editor: Safrezi
30/9/2021, 17.11 WIB

Garam sudah menjadi barang yang sangat dekat di kehidupan kita. Garam sering digunakan untuk masakan hingga alat kebersihan. Dalam materi pembelajaran kimia kelas XI terdapat materi yang mengulas mengenai hidrolisis garam.

Mengutip buku Kimia SMA/MA Kelas XI, hidrolisis garam bermakna reaksi reversible penguraian garam oleh air. Sehingga, hidrolisis garam adalah reaksi antara salah satu ion-ion garam (kation atau anion) dengan air dan membentuk larutan bersifat asam atau basa.

Hidrolisis diserap dari bahasa Yunani kuno hydro” yang berarti air dan “lysis” yang berarti lepas atau penguraian.

Adapun makna garam seperti dikutip dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dalam kimia didefinisikan sebagai hasil reaksi asam dengan basa, yaitu satu atau lebih atom hidrogen pada asam diganti oleh satu atau lebih kation suatu basa.

Apabila dirumuskan dapat menjadi gambaran sebagaimana berikut:

Asam + Basa → garam + air

Proses Hidrolisis Garam

Setelah memahami makna hidrolisi dan garam sebagai bereaksinya ion dari sisa basa lemah atau asam lemah dengan air. Dapat disimpulkan bahwa pH masing-masing larutan tergantung dari sifat senyawa yang terlarut dalam airnya. Oleh karena itu garam dapat terbentuk dari 4 reaksi kimia sebagai berikut:

1. Garam dari asam kuat dan basa kuat, dimana garam ini akan memiliki pH = tujuh alias bersifat netral, yang artinya tidak terjadi hidrolisis.
2. Garam dari asam kuat dan basa lemah, garam akan memiliki pH tujuh alias bersifat asam.
3. Garam dari asam lemah dan basa kuat, garam akan memiliki pH > tujuh alias bersifat basa.
4. Garam dari asam lemah dan basa lemah, sifat asam atau basanya bergantung pada besarnya Ka/Kb -nya.

Dalam hidrolisis garam terdapat tiga klasifikasi hidrolisis yaitu hidrolisis sempurna (hidrolisis total), hidrolisis sebagian (hidrolisis parsial) dan tidak terhidrolisis. Hidrolisis sempurna terjadi dari asam lemah dan basa lemah, sedangkan kebalikannya tidak terhidrolisis terjadi dari asam kuat dan basa kuat.

Sebelumnya telah disampaikan bahwa pada garam dari asam lemah dan basa lemah alias reaksi garam yang terhidrolisis sempurna tergantung nilai Ka dan Kb nya bukan? Berikut ketentuan dari Ka dan Kb pada garam terhidrolisis sempurna:

Ka = Kb, maka garam bersifat netral.
Ka > Kb, maka garam bersifat asam.
Ka Kb, maka garam bersifat basa.

Menghitung Nilai pH

Setelah memahami makna dari hidrolisis garam maka dilanjutkan dengan pencarian nilai pH maka dapat dilakukan dengan menggunakan pH meter atau indikator asam-basa. pH meter merupakan alat pengukur dalam bentuk rangkaian elektronik yang dilengkapi dengan elektrode kaca. Bila elektrode ini dimasukkan dalam larutan akan muncul beda potensial yang diakibatkan oleh adanya ion H+ di dalam larutan. Besaran beda potensial ini ditunjukkan dengan angka yang menyatakan pH larutan tersebut.

Alat tersebut digunakan berdasarkan perbedaan relatif konsentrasi ion H+. Oleh karenanya, setiap kali melakukan pengukuran pH meter harus dikalibrasi dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui pH-nya secara pasti. Untuk menggunakan alat ini cukup dengan mencelupkan elektrodenya ke dalam larutan air yang diukur secara otomatis oleh jarum penunjuk atau angka digital yang mana hasil akhirnya akan menunjukkan pada nilai pH larutan yang diukur.

Indikator asam-basa merupakan suatu zat yang mempunyai warna tertentu dengan takaran pH tertentu. Dapat dicontohkan dengan bromtimol biru (BTB). Jika BTB berwarna kuning berarti sedang berada dalam lingkungan asam, berwarna biru berarti sedang dalam lingkungan basa, dan hijau sedang di lingkungan netral.

Perkiraan nilai pH tidak selamanya bisa tepat dan pasti, akan tetapi itu nilai paling akurat bila ditelitui dibanding menggunakan indikator tunggal. Bila berharap mendapatkan pengukuran pH secara pasti dapat menggunakan indikator universal. Indikator universal yaitu campuran beberapa indikator yang dapat berubah pada setiap satuan nilai pH. Bila ditilik lebih dalam indikator universal ada yang berbentuk larutan atau kertas yang dilengkapi dengan peta warna dan pH-nya.

Jenis Garam dan Reaksi Hidrolisis

1. Garam yang anionnya berasal dari asam lemah kationnya berasal dari basa kuat, jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Anion tersebut bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa.

2. Garam yang anionnya bersal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa lemah jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan jation yang berasal dari basa lemah. Kation itu bereaksi ata air dan menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam.

3. Garam yang anionnya berasal dari asam lemah dan kationnya berasal dari basa lemah maka di dalam akan terisonasi kedua ion garam tersebut akan bereaksu terhadap air.

4. Garam yang anionnya berasal dari asam kuat dan kationnya berasal dari basa kuat tidak ada reaksi dengan air, Adapun sebabnya adalah reaksi yang segera terionisasi secara sempurna.