Ekonomi kreatif, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ikut mendorong Indonesia menduduki peringkat tiga negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Ini berdasarkan perhitungan persentase terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai lebih dari Rp1.000 triliun.
Peran signifikan tersebut ditopang oleh terus bertambahnya unit UMKM di Indonesia. Sampai akhir 2019 sudah ada 65,5 juta unit UMKM yang menyerap sekitar 96,9 persen tenaga kerja berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). UMKM juga berkontribusi terhadap 15,6 persen ekspor nonmigas, dan 4,1 persen rasio dalam rantai nilai global.
Namun selama pandemi Covid-19 melanda Indonesia, UMKM menjadi sektor usaha yang paling terdampak. Hasil survei UNDP dan LPEM UI terhadap 1.180 UMKM yang dipublikasikan pada Januari 2021 menunjukkan, lebih dari 48 persen responden sulit mendapatkan bahan baku.
Sebanyak 77 persen responden pendapatannya menurun, 88 persen mengalami penurunan permintaan produk, 84,6 persen sulit mendistribusikan produk, dan 56 persen harus mengurangi karyawan.
Untuk kembali membangkitkan UMKM, pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi melakukan beragam upaya untuk membangkitkan kembali UMKM Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Sandiaga Uno, pada webinar Katadata bertajuk “Menumbuhkan Ekonomi Kreatif untuk UMKM Indonesia” 12 Agustus 2021 menyatakan, pemerintah memiliki komitmen yang tinggi dalam memperhatikan pelaku UMKM di Tanah Air.
“Kami memiliki tiga strategi utama agar pelaku UMKM tidak hanya bertahan, tapi juga bisa menangkap peluang yang ada, yaitu Gercep (gerak cepat), Geber (gerak bersama), dan Gaspol (garap semua potensi),” ujar Sandi.
Melalui tiga strategi tersebut, Kemenparekraf memberi pelatihan usaha, penggunaan internet, teknik marketing, serta fotografi untuk meningkatkan nilai barang. Selain itu juga menyediakan konsultasi bisnis bagi yang memerlukan.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Eddy Satria dalam acara yang sama mengatakan, pada 2020 pemerintah menganggarkan Rp700 triliun untuk pemulihan ekonomi nasional melalui Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).
Pada 2021, khusus untuk UMKM, ada bantuan dana PEN kolaborasi Kemenparekraf dan Kemenkop UKM sebesar Rp 2,4 triliun. Ditambah, Kemenkop UKM menganggarkan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) untuk 12,8 juta penerima. “Masing-masing penerima dapat Rp3 juta,” ujar Eddy.
Dari kalangan swasta, AQUA turut berkontribusi memberdayakan UMKM dengan program AQUA Home Service (AHS). VP Sales Operation Danone-AQUA, Eva Lusiana, masih dalam acara yang sama memaparkan bahwa AHS menjadi program untuk memperkuat perekonomian keluarga, dengan memberdayakan anggota, khususnya ibu rumah tangga.
CEO Danone Indonesia, Connie Ang menjelaskan bahwa mayoritas mitra, sebutan anggota AHS, adalah perempuan, terutama ibu rumah tangga. “Banyak dari usaha kecil ini digerakkan oleh perempuan, terutama ibu rumah tangga. Kami memperkirakan tren ini akan semakin cepat, karena ekonomi Indonesia bergerak menuju bisnis domestik dan tingkat rumah tangga,” katanya.
AHS sudah ada sejak 2008, dengan misi hidrasi sehat untuk Indonesia. Sejalan dengan misi Danone One Planet One Health, melayani masyarakat dan bekerja sama dengan akar rumput untuk membangun kekuatan bisnis yang lebih besar.
Program ini telah memberdayakan lebih dari 9.000 mitra, terutama ibu rumah tangga di 18 provinsi Indonesia yang tersebar di Jawa, Bali, Sumatra, dan Kalimantan.
AHS melakukan pembekalan pengetahuan berbisnis lewat AHS Academy. Dalam program ini, mitra mendapatkan support untuk mengembangkan skala bisnis serta akselerasi digital untuk beradaptasi dengan kondisi konsumen saat ini.
Salah satu mitra AHS, Zulaiha, di acara yang sama berbagi cerita. Dia bergabung menjadi mitra AHS sejak Desember 2020. Bisnisnya kini sudah berkembang. Awal bergabung hanya menjual 1.500 galon, sekarang sudah sampai 2.500 galon. “Sekaligus, sudah bisa mempekerjakan dua orang untuk membantu usaha ini,” ujarnya.