10 Rumah Adat Sumatera dari Aceh hingga Lampung

Steemit.com
Ilustrasi Rumah Adat Sumatera dari Aceh yaitu Krong Bade
Editor: Safrezi
15/10/2021, 11.39 WIB

Secara arsitektur rumah adat ini memiliki keunikan karena dikelilingi penyangga dengan lantai yang lebih rendah dengan selaras. Masing-masing ukiran memiliki makna dan nama yang berbeda-beda.

Rumah adat Selaso Jatuh Kembar memiliki ukiran di bagian tangga yang disebut dengan lebah bergantung atau ombak-ombak karena bentuknya menyerupai ombak atau bisa dilihat juga mirip dengan lebah-lebah yang bergantungan. Ada juga ukiran yang disebut dengan ukiran melambai-lambai yang berada di bagian atas pintu dan daun jendela.

Dalam pembangunan rumah ini juga terdapat hal metafisik yang diyakini oleh pembuatnya. Seperti ventilasi menggunakan simbol arah mata angin yang ini berhubungan erat dengan pepatah rejeki bisa datang dari arah mana saja.

Pintu dan jendela adalah jalan angin, yang merupakan jalan lapang untuk memasukkan rejeki ke dalam rumah. Sementara anak tangga, jelas maksudnya untuk membimbing seseorang atau rejeki itu sendiri memasuki jalan pintu yang benar.

5. Rumah Atap Limas Potong dari Kepulauan Riau

Rumah Melayu Atap Limas Potong dari Kepulauan Riau (99.co)

 

Rumah Atap Limas Potong merupakan rumah adat dari Provinsi Kepulauan Riau. Identitas rumah ini dapat terlihat dari bentuk arsitekturnya yaitu rumah panggung. Bentuknya memanjang ke arah belakang. Rumah potong limas umumnya memilki ukuran yang lebih besar dan megah ketimbang rumah potong kawat ataupun rumah potong godang, dua rumah adat yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

Rumah ini memiliki teknik pembangunan khusus karena biaya pembangunannya yang mahal. Bahkan satu jenis kayu yang digunakan adalah sirap kayu belian. Sehingga tidak heran bila bangunan ini didirikan oleh orang-orang dengan status sosial atau kekayaaan tertentu seperti anggota kesultanan.

6. Rumah Bubungan Lima dari Bengkulu

Rumah Bubungan Lima (KibrisDPR)

 

Rumah Bubungan Lima merupakan rumah adat dari Provinsi Bengkulu. Secara model arsitektur, rumah ini berbentuk seperti rumah panggung yang disangga oleh beberapa tiang penopang.

Rumah ini terbagi atas tiga bagian yaitu rumah bagian atas, rumah bagian tengah, dan rumah bagian bawah. Uniknya kayu yang digunakan tidak boleh sembarang pilih dan umumnya menggunakan Kayu Medang Kemuning. Selain itu rumah adat ini juga memiliki syarat khusus yaitu jumlah anak tangganya harus ganjil.

7. Rumah Panggung Jambi

Rumah Panggung Jambi (Ruang Guru)



Berdasarkan penelitian arkeologi budaya Indonesia, rumah adat Jambi ini adalah desain yang tertua yang ada di daerah tersebut. Bentuk dari rumah Panggung ini adalah persegi panjang dengan tangga di depan rumah.

Orang-orang sering menyebutkan bagian atap dari Rumah Panggung ini sebagai “Gajah Mabuk” karena bentuknya yang menyerupai perahu dengan ujung melengkung. Rumah ini digunakan untuk tempat tinggal dan juga tempat bermusyawarah.

8. Rumah Limas dari Sumatera Selatan

Rumah adat satu ini memiliki bentuk yang sesuai dengan namanya, yaitu menyerupai limas. Tamu yang berkunjung ke rumah ini harus singgah ke ruang atas atau teras rumah, karena hal ini merupakan tradisi masyarakat Sumatera Selatan agar dapat merasakan budaya mereka yang tampak pada ukiran di dalamnya.

Selain itu, secara arsitektur rumah adat ini merupakan prototipe rumah tradisional Sumatra Selatan. Selain ditandai dengan atapnya yang berbentuk limas, rumah tradisional ini memiliki lantai bertingkat-tingkat yang disebut Bengkilas dan hanya dipergunakan untuk kepentingan keluarga seperti hajatan.

9. Rumah Nuwo Sesat dari Lampung

Rumah adat Provinsi Lampung memiliki nama Nuwo Sesat. Ciri khas dari rumah ini adalah bentuknya panggung dan di sisi-sisinya terdapat ornamen yang khas. Biasanya, ukuran dari rumah ini sangat besar, namun saat ini banyak yang membuat Rumah Nuwo Sesat ini menjadi lebih kecil.

Rumah ini berfungsi sebagai tempat pertemuan adat bagi para purwatin (Penyimbang) pada saat mengadakan pepung adat (Musyawarah). Karena itu rumah tradisional ini juga disebut Balai Agung.

10. Rumah Rakit dari Bangka Belitung

Melihat topografi wilayah Bangka Belitung, wajar rumah rakit menjadi rumah adat bagi warga setempat. Warga setempat harus menyesuaikan diri yaitu dengan membangun rumah di atas air juga yang dinamakan Rumah Rakit. Rumah ini sangat unik yaitu merupakan rumah Melayu namun dengan aksen arsitektur Tionghoa.

Pembuatan rumah ini menggunakan bambu khusus dan bahan lainnya yang tentunya kuat dan membuatnya dapat mengapung dengan baik di atas air. Rumah Rakit ini biasa menjadi tempat tinggal warga. 

Demikianlah 10 rumah adat Sumatera yang menjadi ciri khas atas keberagaman dari Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda arsitektur rumah namun tetap satu jua. 

Halaman: