Kemenhub Akan Bikin Pelabuhan Lebih Ramah Lingkungan, Begini Caranya

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Truk peti kemas melintas di kawasan IPC Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (26/10/2021). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2021 dari 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,5 persen (yoy). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
4/11/2021, 11.44 WIB

Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan pelabuhan yang ramah lingkungan (green ports). Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara kunci secara daring, pada kegiatan di 'Indonesia Pavilion COP26', yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (2/11) malam. 

Budi mengatakan pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan pelabuhan yang ramah lingkungan. Beberapa di antaranya adalah meratifikasi konvensi internasional tentang pencegahan pencemaran dari kapal atau MARPOL Annex VI, penggunaan peralatan listrik dalam kegiatan bongkar muat, dan truk berbahan bakar gas di area pelabuhan.

"Perlu dilakukan upaya pengendalian iklim melalui pengelolaan pelabuhan yang ramah lingkungan, demi menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi, dalam keterangan resminya, Rabu (3/11).

Selain itu, pemerintah juga mengembangkan aplikasi berbasis internet untuk pendaftaran angkutan barang dari pengirim ke pengangkut, serta penggunaan energi surya untuk penerangan jalan sel surya dan lampu LED di pelabuhan.

“Kami berharap aksi mitigasi perubahan iklim di area pelabuhan, akan mengurangi emisi secara signifikan dan berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca dari sektor transportasi," kata dia.

Wilayah Asia dan Afrika diprediksi akan mengalami peningkatan emisi paling tajam karena pertumbuhan lalu lintas pelabuhan yang signifikan. Berdasarkan Kajian tentang Gas Rumah Kaca dari Organisasi Maritim Internasional atau International Maritime Organisation (IMO), kegiatan pelayaran telah mengeluarkan total sekitar 1 juta ton CO2 pada 2018.

Sementara itu, berdasarkan laporan OECD pada tahun 2014, sebagian besar emisi pengiriman di pelabuhan diperkirakan akan tumbuh hingga empat kali lipat pada tahun 2050. Hal tersebut akan membawa angka CO2 dari kapal di pelabuhan menjadi sekitar 70 juta ton pada tahun 2050 dan emisi NOx hingga 1,3 juta ton.

Budi berharap semua pihak dapat mencapai kesepakatan dalam upaya mencapai target global. Beberapa targetnya yaitu mencegah kenaikan suhu bumi tidak lebih dari dua derajat celcius dan bisa menguranginya sebesar 1,5 derajat celcius. 

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi