Moeldoko: Panglima Dipilih dengan Kalkulasi, Bukan Rotasi Matra TNI

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberi keterangan pers di kediamannya kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
5/11/2021, 17.57 WIB

Presiden Jokowi telah memilih Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan pemilihan Andika berdasarkan perhitungan dan kalkulasi matang.

Andika yang saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) akan menggantikan posisi Hadi Tjahjanto yang berasal dari TNI Angkatan Udara. Namun, dua panglima sebelum Hadi berasal dari TNI AD, yaitu Moeldoko dan Gatot Nurmantyo.

Ia mengatakan, penunjukkan panglima tidak selalu mengikuti tradisi rotasi matra.
"Tidak juga tradisi bersifat permanen. Jadi semua ada kalkulasi yang matang," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Jumat (5/11).

Moeldoko menyebutkan salah satu pertimbangan presiden menunjuk Andika sebagai Panglima TNI, salah satunya senioritas. Pada 21 Desember nanti Andika akan berulang tahun ke-57.

Meski begitu, Andika bakal hanya memiliki masa kerja sekitar 13 bulan tak akan menjadi halangannya untuk bekerja optimal. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, batas usia pensiun TNI paling tinggi ialah 58 tahun untuk perwira.

"Kurang lebih ada 400 hari dalam bekerja. Pasti beliau sudah menyiapkan diri untuk mengatasi seoptimal mungkin," kata Moeldoko.

Moeldoko mengatakan, kepimpinan Panglima TNI tidak ditentukan dari masa jabatannya. Namun, bagaimana memanfaatkan mandat yang diberikan dengan sebaik mungkin.

Moeldoko meyakini Andika akan mempersiapkan sejumlah hal ke depan. Salah satunya, Andika menyiapkan regenerasi lantaran perlunya warisan organisasi yang baik untuk akhir masa jabatan Presiden Joko Widodo.

Kemudian, Andika semestinya melakukan evaluasi terhadap reorganisasi yang telah dilakukan. Sebagaimana diketahui, TNI telah melakukan reorganisasi, seperti penambahan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). "Kemarin ada reorganisasi. Pasti ada feedback dan akan dievaluasi," ujar dia.

Kemudian, Andika harus meningkatkan pembinaan kekuatan melalui pelatihan gabungan. Hal ini untuk membina jajaran TNI agar selalu siaga secara operasional.

Panglima TNI juga perlu menggunakan seluruh kekuatan yang telah disiapkan oleh kepala staf untuk kepentingan operasi. Hal ini berkaitan dengan interopabilitas matra. "Bagaimana TNI darat, laut, dan udara semakin mantap ke depan dalam menjalankan doktrinnya," ujar dia. Kemudian, Andika juga perlu meningkatkan kesehatan para prajurit.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno pun menjelaskan Presiden Jokowi memilih Andika menjelang kepergiannya menuju Roma, Italia, dalam rangka menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20). Ketika itu Andika ikut melepas lawatan Presiden ke Eropa di Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat (29/10) lalu.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Katadata.co.id, pemilihan calon Panglima TNI baru pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada 8 November nanti, berjalan alot.

Sejak pertengahan tahun ini sebenarnya Jokowi sudah mematut para calon panglima baru untuk menggantikan Hadi. Sejalan dengan giliran rotasi, dua kandidat kuat Panglima TNI adalah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa.

Seorang sumber Katadata.co.id mengatakan, Jokowi memilih mengakomodasi usulan dan kepentingan berbagai pihak dengan memplot Andika sebagai Panglima TNI hingga masa pensiunnya tahun depan.

Selanjutnya, Andika akan digantikan oleh KSAL Laksamana Yudo Margono. Sumber itu menyatakan, Yudo akan menjabat Panglima TNI hingga masa pensiunnya tahun 2023. “Opsi yang diambil adalah setengah-setengah, untuk Jenderal Andika dan Laksamana Yudo,” katanya.

Informasi ini senada dengan yang disampaikan anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha mengatakan potensi jabatan Panglima TNI bergilir antara Andika dan Yudo. Dia mengatakan Andika yang akan berusia 58 pada tahun depan otomatis hanya menjabat setahun. "Kemudian memasuki masa pensiun dan Pak Yudo akan mendapat kesempatan menjadi Panglima TNI," kata politisi PPP tersebut.

Reporter: Rizky Alika