Banyak Prestasi, Letjen Dudung Disebut Layak Jadi KSAD

ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
Pangdam Jaya, Mayjen Dudung Abdurachman /ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
17/11/2021, 11.33 WIB

Beberapa pengamat militer menilai Letnan Jenderal Dudung Abdurachman layak menjadi Kepala Staf Angkatan Darat karena berprestasi. 

Analis intelijen dan keamanan Universitas Indonesia Stanislaus Riyanta mengatakan pemilihan Dudung sebagai KSAD yang baru sudah terbukti dengan prestasinya. Dudung sebelumnya sempat mengemban beberapa jabatan strategis seperti Gubernur Akademi Militer (Akmil), Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya dan jabatannya saat ini yaitu anglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).

"Ini menujukkan bahwa Jendral Dudung memang layak menjadi KSAD," ujar Stanislaus kepada Katadata pada Rabu (17/11).

Menurut Stanislaus, naiknya Dudung sebagai KSAD murni dari prestasinya sebagai seorang perwira TNI yang berprestasi. Dudung sendiri disinyalir memiliki hubungan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Dudung merupakan menantu Kholid Ghozali seorang jenderal purnawirawan Akmil 65 yang kebetulan adalah sahabat baik almarhum Taufiq Kiemas, suami Megawati.

"Saya kira tidak [faktor lain] ini profesional saja," ujar Stanislaus.

Mantan kepala Badan Intelijen Strategis (Kabais) TNI Soleman B. Ponto menilai Dudung layak dipilih menjadi KSAD karena memiliki keberanian untuk mengambil keputusan. Hal ini terlihat dari pernyataan Dudung yang menyebut semua agama itu benar yang memperlihatkan penghormatan Dudung terhadap keberagaman yang ada di Indonesia.

Pernyataan Dudung ini dikatakan saat melakukan kunjungan kerja ke Batalyon Zipur 9 Kostrad di Ujungberung pada 13 September lalu.

"Artinya beliau sangat mendukung Bhineka Tunggal Ika, Pancasila, dasar negara Indonesia," ujar Ponto kepada Katadata pada Rabu (17/11)

Kedepannya beberapa pekerjaan rumah yang harus diemban dudung sebagai KSAD beberapanya adalah membawa Angkatan Darat menjadi lebih profesional, penugasan pada Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) termasuk masalah perbatasan, bencana alan dan separatisme.

"Serta menjaga agar seluruh komponen TNI-AD tetap netral tidak terlibat politik praktis," jelas Stanislaus.

Reporter: Nuhansa Mikrefin