Denmark - Indonesia Kembangkan Transportasi Laut Berbasis Energi Hijau

kementerian luar negeri
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod, di Gedung Kemenlu, Jakarta, Senin (22/11)
Penulis: Maesaroh
22/11/2021, 16.19 WIB

Indonesia dan Denmark sepakat untuk mengembangkan ekonomi hijau di sejumlah sektor, salah satunya adalah di sektor tranportasi laut.

Kesepakatan itu merupakan bagian dari Rencana Aksi Indonesia-Denmark: Kemitraan Strategis Berkelanjutan untuk Masa Depan Periode 2021-2024 yang ditandatangani kedua negara, hari ini, Senin (22/11). 

Kesepakatan tersebut ditandatangani Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Denmark Jeppe Kofod.

Selain itu, keduanya juga sepakat untuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) Pembiayaan Proyek Infrastruktur.

"Indonesia dan Denmark akan meluncurkan kerja sama baru di bidang perkapalan dan transportasi laut yang sustainable," tutur Kofod, dalam konferensi pers, setelah pertemuan dengan Retno,  Selasa (22/11).

Kofod mengatakan baik Denmark dan Indonesia sama-sama memiliki garis pantai yang panjang.  Kondisi itu membuat ketersediaan infrastruktur ataupun transportasi laut penting.

 Sebelumnya, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen saat bertemu Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono juga menyepakati sejumlah program kerja sama ekonomi hijau.

Kerja sama itu berupa pembangunan kapal berbasis teknologi ramah lingkungan dalam bentuk kapal pengawas kapal.

Juga, menyediakan transportasi antar pulau dan pengembangan pelabuhan perikanan yang bersih dan higienis.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga mulai menjajaki potensi pemanfaatan inovasi kapal listrik untuk perikanan tangkap.

Selain di transportasi laut, pada hari ini, kedua negara juga sepakat memperkuat kerja sama ekonomi hijau di bidang ketenagalistrikan serta konservasi hutan.

Denmark telah berkontribusi dalam rehabilitasi 600 ribu hektar mangrove di Indonesia. Kontribusi diberikan dalam bentuk pinjaman dan hibah senilai US$ 62,9 juta atau Rp 893 miliar.

 "Saya berterima kasih kepada Denmark atas bantuannya kepada Indonesia dalam mendukung transisi energi melalui Sustainable Island Initiative program," tutur Retno.

Menurut Retno,  Denmark sudah membuktikan komitmen yang kuat terhadap pengelolaan ekonomi berkelanjutan di Indonesia dalam berbagai program. Di antaranya pengelolaan sampah dan produksi biomassa.
"Ke depan kita akan mendiskusikan kerja sama di bidang dekarbonisasi pelayaran melalui ketentuan sumber energi hijau,"ujar mantan Dubes RI untuk Belanda tersebut.

Pada kesempatan yang sama, Retno berterima kasih kepada Denmark yang sudah mendukung penghapusan perlakuan diskriminatif sawit Indonesia.

Kedua negara sepakat untuk terus mendukung kontribusi positif minyak sawit berkelanjutan bagi pemulihan ekonomi.

“Saya menghargai Denmark atas dukungannya terhadap penghapusan perlakuan diskriminatif terhadap produk pertanian Indonesia, khususnya minyak sawit,” kata Retno.

 Selain di bidang energi hijau, kedua negara sepakat untuk mengembangkan kerja sama di berbagai bidang seperti teknologi informasi komunikasi, logistik,  maritim, maupun pertahanan, terutama penanggulangan ekstrimisme.