Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mempertimbangkan akan mengusung sosok militer sebagai calon presiden dan calon wakil presiden pada Pilpres 2024. Ketua DPP PKS Al Muzzamil Yusuf mengatakan PKS terbuka dengan komposisi militer karena menjadi bagian dari keinginan publik.
"Jadi partai dipaksa harus melihat, berkolaborasi dengan publik, karena isu sipil-militer, militer-sipil masih laku di Indonesia, maka itu jadi keniscayaan dipertimbangkan," kata Al Muzzammil Yusuf kanal Youtube PKS TV,
Dia memaparkan keinginan publik terhadap sosok militer dipengaruhi oleh situasi kemanan dan pertahanan Indonesia. Ketika keamanan menjadi ancaman bagi Indonesia, kebutuhan akan pertahanan dan keamanan disebut meningkat. "Ketika keamanan menjadi ancaman bagi masyarakat Indonesia, kebutuhan untuk menjadi pertahanan dan keamanan akan meningkat," kata Muzzamil.
Muzzamil mengatakan semakin tinggi ancaman keamanan maka perwakilan tokoh militer berpeluang sebagai calon presiden. "Jadi sipilnya bisa nomor satu atau nomor dua. Saya kira itu situasional politik," kata dia.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai pernyataan PKS tidak lepas dari kepentingan pragmatis. Saat ini internal PKS tidak memiliki tokoh yang cocok untuk diusung di Pilpres 2024.
Arya memperkirakan kemungkinan sosok militer yang disinggung oleh PKS adalah Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY. Arya menduga kedua belah pihak sudah menjajaki untuk berkoalisi di Pilpres 2024.
Secara historis, PKS merupakan salah satu partai yang mendukung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004. Selain itu, PKS kemungkinan telah membuat skenario duet pasangan calon yang salah satunya ada di kalangan militer.
"Bahwa kemudian hari ini PKS mendukung AHY itu masuk akal juga karena sudah lama memiliki hubungan baik dengan pak SBY," ujar Arya saat dihubungi Katadata pada Rabu (2/2).
AHY pernah berkarier sebagai militer profesional di Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama 16 tahun. AHY merupakan lulusan terbaik dari Akademi Militer tahun 2000. Hingga awal tahun 2016, AHY ditugaskan sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kamuning yang merupakan salah satu pasukan elit pengaman Ibu Kota Negara.
Namun, Arya menyebut figur militer masih dirasa sulit untuk maju dalam Pilpres 2024. Tokoh militer masih belum ada yang memiliki elektabilitas tinggi.
Selain itu, pemilih publik disebut tidak akan melihat latar belakang militer suatu calon. "Itu pendekatan yang lama untuk melihat politik Indonesia," ujar Arya.
Partai Demokrat (PD) juga menyambut baik wacana PKS yang mengusung pasangan berlatar belakang militer-sipil. "Kami menghargai dan menghormati sikap yang disampaikan PKS terkait kolaborasi sipil-militer atau militer-sipil," kata Deputi Bappilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani.
Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin mengatakan strategi PKS tersebut merupakan kepentingan pragmatis. PKS disebut mulai realistis dengan tidak hanya mengusung sebatas sosok religius.