Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai konstruksi empat bendungan baru pada tahun ini. Targetnya, akan ada enam bendungan yang akan dibangun pada 2022.
Seluruh bendungan yang akan dibangun pada tahun ini dijadwalkan rampung pada 2024. Empat yang telah mendapatkan anggaran adalah Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan, Bendungan Cibeet serta Cijurey di Jawa Barat, serta Bendungan Cabean di Jawa Tengah.
"Bendungan Kolhua dan Bendungan Kedung Langgar masih tentatif," kata Direktur Bendungan dan Danau Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Airlangga Mardjono kepada Katadata.co.id, Kamis (10/2).
Airlangga menyatakan seluruh konstruksi bendungan baru akan dimulai pada paruh kedua 2021. Kementerian saat ini juga akan fokus menyelesaikan pembangunan bendungan yang seharusnya rampung 2021.
Ada tiga bendungan yang seharusnya diresmikan pada 2021, yakni Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi, dan Bendungan Margatiga. Sementara itu, bendungan terdekat yang akan diresmikan Presiden Joko Widodo paling dekat adalah Bendungan Margatiga.
Adapun jumlah bendungan yang seharusnya rampung tahun ini sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah 15 unit. Bendungan yang tidak akan diresmikan tahun ini adalah Bendungan Meninting, Lau Simeme, Cipanas, Sidan, Semantok, Marangkayu, Keureuto, Karian, dan Manikin.
Dengan demikian, sasaran jumlah bendungan baru sesuai RPJMN 2020-2024 hanya berjumlah 9 unit. Sedangkan total bendungan baru selama pemerintahan Joko Widodo menjadi 40 unit.
Akhir 2021 lalu, Airlangga mengatakan sebagian pembayaran proyek konstruksi bendungan kontrak tahun jamak yang dijadwalkan 2022 akan diundur dengan alasan kekurangan anggaran. Pagu anggaran yang dimiliki Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) sepanjang 2022 mencapai Rp 41,04 triliun, anjlok 29,8 persen dari 2021. Sementara itu, anggaran program bendungan dan danau yang disetujui hanya Rp 11,5 triliun.
Sedangkan tagihan proyek bendungan kontrak tahun jamak 2022 mencapai Rp 23,3 triliun. Namun, alokasi pembayaran kontrak tahun jamak dalam pagu 2022 hanya sekitar Rp 10,2 triliun.
Ini berarti ada tagihan sekitar Rp 13,08 triliun yang tidak akan terbayar pada tahun ini. Airlangga menyatakan tagihan tersebut akan ditangguhkan ke anggaran 2023.
Sedangkan total bendungan baru yang akan dibangun hingga 2024 berkurang menjadi 12 unit. Ke-12 bendungan tersebut akan dibagi menjadi tiga tahap, yakni 4 unit pada 2021, 4 unit pada 2022, dan 4 unit pada 2023.
Dengan kata lain, penambahan bendungan pada masa pemerintahan saat ini akan mencapai 61 unit bendungan, lebih rendah dari target awal sebanyak 75 unit.
Tambahan bendungan tersebut akan menambah volume tampung air di atas tanah sebanyak 3,7 miliar meter kubik. Pasokan air bisa mengairi lahan pertanian seluas 367.000 hektare dan menyediakan air baku sebanyak 52,27 meter kubik per detik.
Seluruh bendungan tersebut juga dapat mengendalikan banjir sebanyak 13.185 meter kubik per detik. Sementara itu, potensi energi yang dihasilkan mencapai 152 megawatt.