Utility Adalah Nilai Manfaat dari Produk, Ini Pengertiannya

ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/hp.
Perajin kayu membuat kursi dan meja di sebuah rumah produksi di Padayungan, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (4/1/2021). Perajin memanfaatkan limbah kayu palet dari sejumlah industri untuk dijadikan beragam model kursi dan meja untuk cafe dengan harga Rp.450 ribu hingga Rp.800 ribu per set dengan memproduksi tiga set per hari.
Editor: Intan
10/2/2022, 13.14 WIB

Utility adalah salah satu kata yang cukup akrab ditemui saat Anda mengembangkan suatu bisnis. Istilah satu ini juga memiliki peranan penting dalam dunia bisnis, tak jarang pula berkaitan dengan lingkup ekonomi atau keuangan.

Kata utility sendiri berasal dari Bahasa Inggris, yang mana jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi utilitas. Secara garis besar, utility adalah kata yang mengacu pada kebermanfaatan produk bagi penggunanya. Utility juga berkaitan dengan proses pelayanan bagi konsumen secara bisnis.

Pengertian Utility

Kata utility memiliki kaitan dengan suatu manfaat produk sebuah usaha. Dengan kata lain, utility adalah kemampuan produk dalam sebuah usaha, baik barang maupun jasa dalam memberi manfaat, kegunaan ataupun kepuasan bagi konsumennya.

Oleh karenanya, semakin tinggi utility, akan semakin baik pula minat masyarakat. Itu sekaligus menunjukkan bahwa barang atau jasa tersebut semakin diinginkan.

Selain itu, hal yang perlu diketahui mengenai utility adalah korelasinya dengan sifat relatif. Dari sifat relatif tersebut, dapat diartikan bahwa utility adalah suatu hal yang berguna, bermanfaat atau dibutuhkan seseorang dan belum tentu demikian pada orang maupun pihak lainnya.

Total kepuasan ataupun manfaat yang diperoleh dan dirasakan konsumen dari barang atau jasa tersebut, akan menciptakan nilai kepuasan bagi pengguna. Konsumen akan memberikan nilai moneter suatu produk, misal produk A senilai Rp 500.

Utility juga berusaha memberikan kepuasan maksimal bagi konsumen yang akan membandingkannya dengan harga barang maupun jasa. Di mana hasilnya, konsumen yang rasional akan menggunakan barang atau jasa, jika kepuasan yang dirasakan lebih besar dari atau sama dengan harga yang sudah mereka rasakan tersebut.

Sejarah Utility

Seorang ahli matematika asal Swiss abad ke-18 Nicholas Bernoulli mengusulkan utility pada 1713. Kemudian, John von Neumann dan Oskar Morgenstern menggunakannya dalam perumusan teori permainan mereka.

Sejumlah eksperimen juga dilakukan oleh keduanya untuk memaksimalkan kepuasan, Konsumen akan membandingkan kepuasan yang dirasakan dengan harga barang atau jasa. Hasilnya, konsumen yang rasional akan mengonsumsi barang atau jasa hanya jika kepuasan yang dirasakan lebih besar dari, atau sama dengan harga.

Manfaat yang diterima dari konsumsi tersebut merupakan manfaat objektif dalam arti kegunaan, atau kepuasan subyektif. Barang dapat memiliki nilai intrinsik selama barang itu digunakan. Sifat-sifat benda itu sendiri memunculkan kegunaannya.

Kegunaaan sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang objektif. 

Aneka Ragam Utility

Berikut aneka ragam utility, beserta contohnya dalam kehidupan keseharian:

1. Time Utility

Time utility adalah suatu nilai yang diciptakan oleh suatu usaha dengan menyediakan atau menciptakan produk pada waktu tertentu. Dengan begitu, waktu menjadi acuannya. 

Beberapa contoh untuk time utility, yakni produksi kembang api ketika menjelang pergantian kembang api untuk meramaikan suasana dan semarak tahun baru. Produk kembang api akan sangat dicari karena banyak dibutuhkan ketika pergantian tahun tersebut.

2. Place Utility

Utility adalah suatu nilai yang tercipta dalam kegiatan bisnis. Pelaku utility akan menyediakan produk di tempat yang diinginkan customer. Contohnya: membuka resto khas Sunda di ibukota, di mana banyak masyarakat yang berasal dari tanah Sunda yang merindukan makanan khas tempat asal mereka, namun kondisi masyarakat tersebut sedang ada di perantauan.

3. Possession utility - ownership utility

Dalam prinsip ini, utility berkaitan dengan kepemilikan. Possession utility adalah nilai yang tercipta dengan kepemilikan produk tersebut. Artinya, ketika seseorang telah membeli atau memiliki sebuah produk, dia bisa menggunakannya secara bebas atau memiliki kontrol penuh atas barang tersebut atau dikenal dengan ownership utility.

Contoh dari possession utility adalah penggunaan dan kepemilikan transportasi truk yang lebih relevan jika digunakan untuk perusahaan logistik dibanding orang biasa. Perusahaan logistik tentu butuh transportasi besar dalam pengantaran jasanya, sementara orang biasa tidak membutuhkan truk jika hanya digunakan sebagai sarana transportasi biasa.

4. Form Utility

Form utility adalah nilai yang diciptakan suatu bisnis dengan menggabungkan komponen atau pun bahan-bahan tertentu, untuk menciptakan sebuah produk. Adapun contohnya, seperti penggunaan bahan kayu, lem, dan peralatan lainnya, juga tenaga tukang untuk menghasilkan sebuah produk furniture.

Prinsip form utility dapat dipraktikkan dalam bidang pemasaran, tujuannya untuk meningkatkan daya jual produk dengan mengubah karakteristiknya. Beberapa caranya dengan mengubah bentuk, ukuran, style, warna dan lainnya. Contohnya dengan mengubah sebatang kayu besar menjadi furniture, atau bisa juga penggunaan bauksit yang dirangkai menjadi bagian kerangka kendaraan bermotor.