Sosiologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari fenomena di dalam masyarakat. Tujuan utama sosiologi adalah mengetahui pola perilaku dan interaksi masyarakat.
Bapak sosiologi dunia adalah Auguste Comte. Mengapa Auguste Comte disebut bapak Sosiologi? Karena dia mengenalkan pertama kali ilmu pengetahuan menggunakan masyarakat sebagai objek studi.
Sosiologi lahir ketika gejala sosial revolusi industri. Revolusi ini berdampak pada eksploitasi tenaga kerja dan urbanisasi. Masyarakat berpindah tempat secara besar-besaran sampai memunculkan konflik baru.
Auguste Comte melakukan penelitian sosial ketika revolusi industri di abad ke-19. Dia mempelajari pola perilaku masyarakat yang dilakukan secara ilmiah. Penelitian tersebut kemudian dikenal sebagai cabang ilmu sosiologi.
Mengutip dari Modul Pembelajaran Sosiologi kelas X, sekitar tahun 1332 ada pemikir Islam bernama Ibnu Khaldun. Tokoh pemikir Islam ini pertama kali mengenalkan kajian tentang masyarakat sebelum Auguste Comte. Tetapi, kajian sosiologi dibahas secara umum dan lebih lengkap oleh Auguste Comte.
Pengertian Sosiologi Menurut Auguste Comte
Menurut Auguste Comte sosiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari manusia. Sebagai seorang manusia memiliki naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesama.
Pemikiran Comte tentang sosiologi dikenal hukum 3 tahap pemikiran manusia. Tahapan yang dimaksud Auguste Comte yaitu tahap teologis, tahap metafisik, dan tahap positivistik.
Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin socius yang artinya kawan atau teman. Sedangkan logis bermakna ilmu. Dari dua kata tersebut jika diartikan sosiologi adalah ilmu tentang teman.
Secara luas, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi di dalam masyarakat. Ilmu ini sudah dikenal di abad ke-19 dan melepaskan diri dari ilmu filsafat.
Kajian sosiologi mempelajari ikatan antar manusia dan kehidupan. Selain itu sosiologi mempelajari golongan, masyarakat, ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan, tingkah laku, dan kebudayaan.
Tahapan Perkembangan Manusia Auguste Comte
1. Tahap Teologis
Tahap pertama karena awal mula perkembangan akal budi manusia. Pada tahap ini dibagi lagi menjadi 3 periode yaitu periode fetisisme (masyarakat yang mempercayai roh-roh halus), periode politeisme (waktu masyarakat mempercayai dewa-dewa), dan periode monoteisme (kepercayaan akan Tuhan yang berkuasa penuh).
2. Tahap Metafisik
Tahapan kedua ini merupakan tahap transisi ke positif. Gejala sosial terdapat kekuatan yang dapat terungkapkan. Jadi bisa dikatakan ada pergeseran cara berpikir manusia. Seperti penerangan alam sendiri tetapi belum berpangkal dari data empiris.
3. Tahap Positif
Tahap ketiga ini pengetahuan dapat berubah dan mengalami perbaikan. Perubahan ini seiring dengan kemampuan intelektual manusia. Akal budi penting berdasarkan data empiris dan memperoleh hukum baru.
Pengertian Sosiologi Menurut Para Ahli
1. Emile Durkheim
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fakta sosial. Bagian dari fakta sosial yaitu cara berpikir, bertindak, dan berperasaan diluar individu, memaksa, dan mengendalikan.
2. Max Weber
Menurut Max Weber, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Pengertian tindakan sosial adalah sebuah tindakan dengan mempertimbangkan dan orientasi perilaku orang lain.
3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses, dan perubahan sosial.
4. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik, seperti gejala sosial, ekonomi agama, hukum, keluarga, moral, politik, dan ekonomi. Hubungan ini saling mempengaruhi gejala-gejala non sosial seperti geografis, biologis, dan lainnya.
Ciri-Ciri Sosiologi
Sebagai disiplin ilmu sosial, sosiologi memiliki karakteristik yang dibagi 4 yaitu:
1. Empiris
Sosiologi dilandasi ilmu empiris artinya dilandasi pada observasi dan tidak spekulatif. Ilmu empiris membutuhkan penelitian ilmiah untuk menguji kebenaran.
2. Teoritis
Ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah teori. Sebelum menjadi sebuah teori, ilmu pengetahuan disusun secara logis untuk mencari hubungan sebab akibat yang berhubungan dengan fenomena sosial.
3. Kumulatif
Ilmu pengetahuan disusun berdasarkan teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Sosiologi sifatnya dinamis sehingga tetap berkembang, teori yang sudah ada bisa diperbaiki dan diberi kritik. Teori dalam sosiologi ini bisa relevan dan mengikuti perkembangan jaman.
4. Nonetis
Ciri-ciri sosiologi yang terakhir adalah nonetis. Penjelasan non etis berfokus pada fakta yang terjadi dalam masyarakat, bukan baik buruknya suatu fakta.