Tren penurunan kasus baru Covid-19 terus berlanjut pada Senin (14/3). Pemerintah mencatat tambahan kasus Covid-19 sebanyak 9.629 kasus, terendah sejak 27 Januari 2022. Sebagian besar kasus baru masih berasal dari Jawa Barat, Jakarta, dan Jawa Tengah terapi trennya terus menurun.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, tambahan kasus ini diperoleh dari pemeriksaan terhadap 199.229 spesimen dari 119.807 orang. Ini terdiri dari pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR pada 49.059 spesimen dari 27.879 orang, metode TCM pada 429 spesimen dari 392 orang, dan antigen pada 145.741 spesimen dari 91.536 orang.
Jawa Barat masih menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 mencapai 1.842 kasus, disusul Jakarta sebanyak 1.307, dan Jawa Tengah 920 kasus. Kasus baru ini turun dibandingkan kemarin, yakni sebanyak 2.382 kasus di Jawa Barat, 1.874 kasus di Jakarta, dan 1.114 kasus di Jawa Tengah. Tren kasus di ketiga daerah ini telah menurun dalam sepekan terakhir.
Satgas Covid-19 juga mencatat total kasus yang telah terkonfirmasi sejak kasus pertama ditemukan mencapai 5.900.123 kasus.
Adapun jumlah pasien sembuh hari ini mencapai 39.296 orang sehingga total terdapat 5.434.729. Sementara itu, pasien meninggal bertambah 271 orang menjadi 152.437. Dengan demikian, Satgas mencatat kasus aktif turun 29.938 kasus menjadi 312.958 kasus.
Jawa Barat mencatatkan kasus sumbuh terbanyak mencapai 9.536 kasus, disusul Banten sebanyak 6.192 kasus, dan DKI Jakarta 4.000 kasus. Sementara angka kematian harian tertinggi dicatatkan oleh Jawa Tengah sebanyak 63 orang, disusul Jawa Timur sebanyak 37 orang dan DKI Jakarta 33 orang.
Meski angka kesembuhan di Jabar paling tinggi, jumlah kasus aktifnya juga masih menjadi yang tertinggi mencapai 86.100 kasus. DI Yogyakarta menyusul sebanyak 32.534 kasus, dan Jawa Tengah sebanyak 27.947 kasus. Sementata DKI Jakarta saat ini memiliki 19.465 kasus.
Direktur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Rofyanto Kurniawan mengatakan, jumlah pasien yang masuk rumah sakit akibat Covid-19 di tengah lonjakan kasus Omicron relatif lebih sedikit dibandingkan saat lonjakan Delta. Kondisi ini membantu pemerintah menghemat anggaran karena pasien yang perawatannya ditanggung negara, dapat melakukan karantina mandiri dengan dukungan layanan telemedicine.
"Karena begitu masuk rumah sakit kan perlu beberapa hari untuk isolasi, dukungan peralatan dan obat-obatan, per harinya bisa Rp 3 juta-Rp 5 jutaan," kata Rofyanto dalam diskusi daring, Senin (14/3).
Ia menjelaskan mahalnya biaya perawatan pasien Covid-19 menguras anggaran pemerintah. Pemerintah telah menghabiskan Rp 83,26 triliun untuk klaim pasien yang dibayarkan pada tahun lalu, atau 117,7% dari pagu awal yang dianggarkan sebesar Rp 63,51 triliun.
Meski demikian, nominal tersebut belum sepenuhnya melunasi tagihan yang masuk tahun lalu. "Tagihannya luar biasa besar di 2021, dan belum seluruhnya dibayarkan. Masih ada tunggakan yang harus kita bayarkan di tahun 2022 ini," kata Rofyanto.
Total tagihan tahun lalu diperkirakan mencapai lebih dari Rp 100 triliun. Ini lantaran Kemenkeu mencatat masih ada tunggakan belum bayar mencapai Rp 25,1 triliun hingga awal Februari.