Cina Lockdown Shanghai Sembilan Hari untuk Turunkan Kasus Covid-19

ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/pras/cf
Warga mengendarai sepeda di jalan saat hujan salju, menyusul penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Beijing, Cina, Kamis (17/3/2022).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
28/3/2022, 12.33 WIB

Kasus Covid-19 tengah meningkat di sejumlah negara, termasuk Tiongkok. Negeri Tirai Bambu itu pun mengumumkan lockdown atau karantina wilayah di seluruh kota terbesarnya, yaitu Shanghai.

BBC pada Senin (28/3) melaporkan, Shanghai akan memberlakukan lockdown dalam dua tahap selama sembilan hari. Hampir sebulan, pusat keuangan Cina ini berjuang melawan gelombang infeksi baru, meskipun jumlah kasus tidak tinggi menurut standar internasional.

Selama ini, pihak berwenang juga menolak mengunci kota berpenduduk sekitar 25 juta orang untuk menghindari ketidakstabilan ekonomi. Sejak Shanghai mencatat jumlah kasus harian tertinggi pada Sabtu (26/3), pihak berwenang mengubah arah kebijakan. Lockdown akan terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama di sisi timur kota mulai lockdown hari ini hingga 1 April, sedangkan sisi barat dari 1-5 April.

Selama karantina, transportasi umum akan ditangguhkan. Perusahaan serta pabrik harus menghentikan operasi atau bekerja dari jarak jauh.

Pemerintah kota telah menerbitkan instruksi di akun WeChat-nya. Mereka meminta publik untuk mendukung, memahami, dan bekerja sama dalam pengendalian epidemi kota.

Lockdown di wilayah lain telah memengaruhi seluruh provinsi di Chia. Namun, lockdown di Shanghai menjadi pembatasan terbesar yang dilakukan saat ini karena tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Dengan lockdown tersebut, diperkirakan hampir 25 juta orang akan terpengaruh.

Shanghai merupakan ibu kota komersial Tiongkok. Namun, kota itu menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak Covid-19 varian Omicron.

Komisi kesehatan nasional Tiongkok melaporkan lebih dari 4.500 kasus baru yang ditularkan di dalam negeri pada Minggu (27/3).

Beberapa hari yang lalu, para pejabat Tiongkok mengatakan Shanghai terlalu besar dan terlalu penting untuk ditutup. Saat ini, warga pun mempertanyakan apakah pembatasan selama sembilan hari sudah cukup.

Sebelumnya, tren kasus Covid-19 dunia kembali menunjukkan kenaikan usai melandai sejak akhir Januari 2022. Dari data Badan Kesehatan Dunia (WHO), penularan corona meningkat 11.407.714 atau 8% sepanjang 7 hingga 13 Maret 2022.

Lonjakan kasus dipicu kenaikan pasien di negara-negara yang berada di bagian barat Samudera Pasifik seperti Korea Selatan, Jepang, hingga Tiongkok. Jumlah pasien di wilayah tersebut meningkat 5.022.507 atau 29% dalam sepekan.

Virus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) di dunia semakin menyebar dan telah mencapai 2,41 juta kasus pada Sabtu, 26 Maret 2022. Inggris berada di urutan pertama dengan jumlah kasus Omicron per minggu tumbuh 8,82%. Di negara ini, GISAID mencatat jumlah kasus Omicron sebanyak 909,79 ribu jiwa. Secara harian kasus di wilayah ini naik 1,61% dibandingkan hari sebelumnya. Berikut grafik Databoks: 

Reporter: Rizky Alika