Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan kinerja investasi Indonesia saat ini semakin membaik, tidak hanya di Pulau Jawa tapi juga luar Jawa. Selain itu, porsi penanaman modal asing dan dalam negeri juga semakin seimbang.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi Indra Darmawan menuturkan, jumlah invetasi yang berhasil direalisasi pada 2021 lalu adalah sekitar Rp900 triliun. Pada tahun ini, ditargetkan jumlah invetasi lebih tinggi lagi, yakni sekitar Rp1.200 triliun.
“Biasanya dari asing bisa sampai 70%. Tapi sekarang (antara lokal dan asing) lebih seimbang. Dan lainnya adalah keseimbangan antara Jawa dan luar Jawa juga hampir setara. Cukup menarik, karena biasanya Jawa mewakili 70%, sekarang hampir seimbang,” kata Indra dalam webinar Indonesia Data and Economic Conference (IDE) Katadata 2022 dengan tema ‘Investing in Sustainability : Investors Perspective', Jumat (8/4/2022).
Indra mengatakan, target investasi yang tinggi ini ditujukan untuk mendukung capaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada 2022, yakni 5%. Selain itu, Indonesia juga dinilai memiliki postensi dan peluang yang besar untuk investor menanamkan modal di Indonesia.
Menurut Indra, saat ini pemerintah Indonesia secara terus menerus melakukan transgormasi invetasi ke arah yang lebih hijau dan berkelanjutan. Misal saja, dua bulan lalu Indonesia sudah memiliki kendaraan listrik pertama di jkt.
Kemudian, jika dilihat dari porotifolio oeminjaman dr bank-bank besar, Indra menjelaskan bahwa beberapa bank besar di Indonesia juga terus berkomitmen menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance, guna menarik investor untuk berinvestasi.
“Jadi ini adalah impian yang menjadi kenyataan. Ini memberikan semangat bagi kami dan kami berharap tahun depan akan ada upaya lagi untuk menghasilkan atau produksi batrei, sehingga daapatnmelakukan ekpansi dalam.produksi mobio listrik,” ujarnya.
Indra mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, hingga pelaku usaha untuk terus mendorong isu keberlanjtan dalam segala lini bisnis. “Semua pihak juga perlu membuat isu keberlanjutan jadi lebih mudah diartikan dn lenih seferhana, sehingga dapat memberikan contoh,” tuturnya.
Pada acara ini hadir Peter Van Der Werf - Senior Manager Engagement at Robeco, Lisa Genasci - Managing Director, ADM Capital, Seiji Kawazoe, Senior Stewardship Officer Sumitomo Mitsui Trust Asset Management.
Dialog dari sesi ini menyimpulkan diperlukannya Gotong Royong, kerjasama lintas pihak maupun lintas sektor untuk memperkuat kebijakan, memobilisasi keuangan hijau untuk meningkatkan investasi yang solutif dan inovatif. Selain itu, inovasi terhadap teknologi juga menjadi sangat penting, untuk mitigasi dampak yang dihasilkan dari perubahan iklim.