Reog Ponorogo termasuk bagian sejarah dan budaya Indonesia. Reog Ponorogo merupakan kesenian yang berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur, dengan ciri khas Barong, Bujang Ganong, Warok, dan tarian Jathilan. Reog Ponorogo sering ditampilkan dalam kesenian, pentas budaya, dan acara tertentu.
Wacana mengenai klaim Reog Ponorogo oleh Malaysia sempat perbincangan yang hangat beberapa waktu lalu. Padahal kesenian Reog Ponorogo ini asli berasal dari Indonesia.
Seni Reog Ponorogo merupakan cipta kreasi Indonesia, yang kaya akan budaya. Kesenian ini terbentuk karena adanya aliran kepercayaan secara turun temurun. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya, tanpa adanya garis keturunan yang jelas.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) tengah mengusulkan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Sejarah Reog Ponorogo
Reog Ponorogo termasuk kesenian penting warisan budaya Indonesia. Ada banyak versi mengenai kisah awal munculnya Reog Ponorogo. Namun, versi asli yang kini dianut adalah kisah seorang raja dari kerajaan Bantarangin, yakni Kelana Suwandana.
Mengutip buku "Mengenal Kesenian Nasional 5 Reog", karya Kustopo, Kerajaan Bantarangin sekarang dikenal sebagai kota Ponorogo.
Cerita Reog Ponorogo berawal dari Raja Kelana Suwandana yang ingin melamar putri Kerajaan Kediri. Nama putri tersebut adalah Dewi Ragil Kuning atau Putri Sanggalangit.
Ketika melakukan perjalanan untuk melamar sang putri, sang raja dicegah oleh Raja Kediri bernama Singabarong. Kehadiran Raja Kediri ini disertai pasukan tentara, yang terdiri dari hewan singa dan burung merak.
Sementara, Raja Kelana berpergian bersama wakilnya, Bujanganom dan pengawal raja yang disebut warok. Para pengawal raja ini memiliki kekuatan ilmu hitam yang mematikan lawan. Penampilan para warok memakai celana dan baju hitam. Warok membawa senjata cemeti dan pecut.
Kedua kubu kerajaan kemudian saling bertarung mengeluarkan kesaktian. Selama berhari-hari pertarungan, akhirnya Raja Kediri dan Bantarangin saling berdamai. Raja Bantarangin kemudian meminang putrinya Dewi Ragil Kuning.
Perang yang terjadi antara merak dan singa melawan warok ini kemudian menjadi pertunjukan seni. Bisa dikatakan, Reog Ponorogo merupakan kesenian yang menceritakan perang antara Kerajaan Kediri dan Kerajaan Bantarangin.
Reog Ponorogo modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara, seperti pernikahan, khitanan, dan hari-hari besar Nasional. Pementasannya terdiri dari beberapa rangkaian, yakni dua sampai tiga tarian pembuka.
Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6–8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari kuda lumping.
Kelengkapan Reog Ponorogo
Reog Ponorogo menjadi tari ritual untuk menghindari berbagai halangan. Dalam penelitian berjudul "Makna Ritual Dalam Pementasan Seni Tradisi Reog Ponorogo", tarian ini diberi sesaji.
Fungsi sesaji dalam pementasan Reog Ponorogo ini adalah, untuk pengakuan keberadaan roh yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Keberadaan roh ini menjadi penunggu barongan.
Reog Ponorogo memiliki beberapa perlengkapan yang sangat esensial dalam pementasannya. Berikut ini kelengkapan untuk mementaskan Reog Ponorogo:
1. Singa Barong
Singa Barong adalah properti berupa kepala harimau, topeng Singa Barong, dan tancapan bulu-bulu merak. Kostum ini terbuat dari kerangka kayu, bambu, dan rotan.
2. Topeng Bujang Ganong
Bujang Ganong digambarkan sebagai tokoh energik, kocak, dan memiliki seni bela diri. Topeng Bujang Ganong memiliki mata bulat melotot, gigi tonggos, rambut gimbal, dan hidung besar. Topeng ini digunakan untuk penari Bujang Ganong.
3. Kostum Penari Bujang Ganong
Kostum penari memakai baju kaos belang merah dan putih. ADa gambar singo barong yang melambangkan kesenian Reog Ponorogo.
Penari memakai celana hitam sebetis, rompi berwarna belang merah hitam, sampur (selendang), dan embong gombok. Penari bujang ganong memakai penutup perut dari kain warna hitam yang disebut gomyok.
4. Kostum Penari Singo Barong
Singo Barang menggunakan celana panjang hitam dan ikat pinggang putih (setot puteh). Pakaian yang dipakai menggunakan kaos belang merah putih bergambar singo barong.
5. Kuda Lumping
Jathilan adalah penari perempuan yang memakai properti kuda. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan prajurit menggunakan kuda untuk berlatih.
Properti kuda ini terbuat dari anyaman bambu. Properti kuda disebut eblek atau kuda lumping. Emblek digambarkan sebagai kuda warna putih yang memiliki kedua mata warna merah.
6. Properti Penari Jathilan
Penari perempuan memakai celana pendek warna hitam, jarit, dan penutup kepala. Selain itu penari menggunakan aksesoris untuk pergelangan tangan (cakep), stagen, sabuk epek timang (di pinggang), dan pergelangan kaki (binggel).