Kampanye #KamuBerharga dari Rahasia Gadis

Rahasia Gadis
Rahasia Gadis bersama para narasumber dan Agen Rahasia.
Penulis: Shabrina Paramacitra - Tim Publikasi Katadata
29/4/2022, 10.23 WIB

Rahasia Gadis, sebuah komunitas perempuan muda yang berdiri sejak 2015, merespons kondisi kritis bagi perempuan yang mengalami kekerasan dan perlu segera mengambil sikap. Respons tersebut diungkapkan lewat kampanye #KamuBerharga. Pada Sabtu (23/4), Rahasia Gadis menggelar acara acara #LetsTalkAbout: Sampai Kapan Perempuan Harus Nurut?.

Acara ini merupakan event besar pertama yang diadakan Rahasia Gadis. Diadakan di Twin House Cipete, acara ini dihadiri secara offline oleh para Agen Rahasia –sebutan untuk anggota komunitas Rahasia Gadis-- dari Jakarta dan sekitarnya.

#LetsTalkAbout: Sampai Kapan Perempuan Harus Nurut? juga sekaligus merupakan hybrid webinar penutup untuk rangkaian kampanye #KamuBerharga. Acara ini digelar untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia 2022.

Talk show ini diharapkan dapat menjelaskan lebih dalam mengenai kasus pelecehan dan kekerasan di Indonesia. Juga, menjabarkan ekspektasi, stereotip dan norma gender yang dihadapi perempuan. Dalam event ini, para hadirin menceritakan pengalaman pribadi perempuan dari beberapa perspektif, serta mengampanyekan peningkatan rasa percaya diri dan harga diri perempuan.

Acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber. Di antaranya, Ketua Subkomisi Partisipasi Masyarakat Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), Veryanto Sitohang. Ia mengatakan, kasus kekerasan seksual merupakan puncak gunung es.

“Kasus yang terjadi sesungguhnya bisa jadi lebih tinggi dibanding kasus yang didokumentasikan atau dilaporkan ke Komnas Perempuan,” kata Veryanto.

Sementara itu, ada banyak tantangan dalam pencegahan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan. Salah satunya, perihal upaya pemenuhan hak-hak korban.

Rahasia Gadis pun dipercayai para perempuan Indonesia sebagai teman seperjuangan. Terutama dalam hal edukasi, yang sekaligus membuka mata publik bahwa permasalahan kekerasan terhadap perempuan nyata adanya.

Gender & Results Officer Badan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) Cecilia Novarina mengungkapkan, sangat penting untuk menjadi orang yang berempati, ketika mengetahui masalah yang dihadapi perempuan maupun laki-laki.

“Kalau kita ingin memengaruhi mereka, kita harus acknowledge bahwa ada alasan kenapa mereka berpendapat seperti itu. Hal itu akan jauh lebih efektif jika kita ingin memengaruhi orang lain,” tutur Cecilia.

Seruan untuk menyuarakan opini juga diungkapkan Michelle Natasha, kreator konten social impact yang sering menyuarakan tentang kesetaraan gender. Sebagai influencer, Michelle sangat menaruh perhatian pada isu kekerasan terhadap perempuan. Menurutnya, penting bagi setiap individu untuk mengetahui kekuatannya.

“Mungkin kita sering merasa bahwa satu orang tidak bisa merubah apa-apa. Tapi kamu harus sadar bahwa kamu bisa mulai dari langkah-langkah kecil,” pesan Michelle. Sebab, hal-hal besar bisa diubah dari hal yang kecil. Michelle pun berharap para gadis berani untuk bersuara.  

Pada kesempatan yang sama, aktivis kesehatan seksual Andrea Gunawan mengatakan, support system merupakan hal yang penting dimiliki oleh semua perempuan. Sistem dukungan ini bisa terdiri dari orang-orang terdekat, seperti orang tua, saudara, sahabat, teman kerja, atau siapa pun.

Jika ingin dukungan lebih dan bantuan dari para profesional, para gadis juga bisa berkonsultasi ke psikolog. “Sesama perempuan juga harus saling menjadi support system! Sebagai contoh, semua anggota komunitas Rahasia Gadis memiliki dukungan suportif bagi satu sama lain,” ucap Andrea.

Selain kampanye di media sosial dan hybrid webinar, Rahasia Gadis juga mengadakan serangkaian diskusi yang disiarkan secara live di Instagram. Diskusi tersebut membicarakan tentang berbagai jenis kekerasan terhadap perempuan.

Co-Founder Rahasia Gadis Dhika Himawan menambahkan, walaupun rangkaian acara dari kampanye #KamuBerharga sudah ditutup, perjuangan belumlah berakhir. “Rahasia Gadis akan selalu berjuang untuk melawan kekerasan terhadap perempuan serta (mengampanyekan) kesetaraan gender di Indonesia,” tutupnya.