‘Bersih-bersih’ Perusahaan Negara Ala Menteri BUMN Erick Thohir

ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
Menteri BUMN Erick Thohir dalam jumpa pers pada 17 Maret lalu
Penulis: Yanuar
17/5/2022, 11.30 WIB

Erick Thohir fokus ‘bersih-bersih’ semenjak ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara pada 2019.

Ia ingin mengubah citra perusahaan pelat merah, yang selama ini dinilai sebagai sarang korupsi dan inefisiensi.

Tidak tanggung-tanggung, Erick menemukan 159 kasus dugaan korupsi di BUMN, dengan 53 pejabat kemudian menjadi tersangka.

Dari ratusan kasus tersebut, ada tiga dugaan korupsi BUMN dengan kerugian jumbo yang telah dibongkar Erick Thohir dan dilaporkan ke Kejaksaan Agung. 

Kasus itu antara lain dugaan korupsi di ASABRI dengan kerugian negara ditaksir sampai Rp22,7 triliun.

Kasus jumbo lainnya, yaitu dugaan korupsi di perusahaan Asuransi Jiwasraya dengan kerugian negara sampai Rp 16,8 triliun.

Dugaan korupsi lain menyangkut pengelolaan flag carrier Garuda Indonesia, dengan kerugian negara mencapai Rp 3,6 triliun.

“Saya tidak bisa mentoleransi korupsi dalam bentuk apa pun. Upaya untuk ‘bersih-bersih’ BUMN dari korupsi akan terus kami lakukan,” kata Menteri BUMN Erick Thohir.

Kasus-kasus dugaan korupsi ini tidak ada yang dipetieskan. Erick bahkan melaporkan sendiri kasus tersebut ke Kejaksaan Agung.

"Saya rasa sudah saatnya memang oknum-oknum yang ada di BUMN harus dibersihkan, dan inilah memang tujuan utama kami terus menyehatkan BUMN tersebut," ujar Erick dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung setelah melaporkan temuan dugaan korupsi pembelian pesawat ATR 72-600 oleh PT Garuda Indonesia pada Selasa (11/1).

Ia mengakui dirinya kerap mendapatkan ancaman karena langkahnya membongkar kasus di BUMN, terutama ketika menyelesaikan kasus PT Jiwasraya dan PT ASABRI.

"Saya tidak pernah gentar membongkar kasus korupsi Jiwasraya dan ASABRI. Saya ingin korupsi dihentikan," kata Erick Thohir di Jakarta, seperti dikutip Republika, Selasa (7/12).

Erick menilai, ancaman datang karena tentu banyak pihak tidak suka dengan langkah pemerintah yang sedang membersihkan BUMN asuransi dari praktik-praktik korupsi.

"Ya, ancaman itu sudah seperti makanan sehari-hari. Apalagi mengenai Jiwasraya dan ASABRI, tapi kami Lillahi Ta'ala saja. Kerja yang terbaik," kata Erick.

Gerakan pembersihan korupsi ini mendapat apresiasi dari Jaksa Agung ST Burhanuddin. “Terima kasih kepada Menteri BUMN Erick Thohir, atas kontribusi dan kerja samanya sehingga Kejaksaan dapat mengungkap mega skandal korupsi pada Asuransi Jiwasraya dan ASABRI,” kata Jaksa Agung ST Burhanuddin.

Tidak berhenti sampai pada bersih-bersih BUMN, Erick juga menuntut mitra kerja tidak main pat-gulipat dan mencurangi serta merugikan BUMN.

Ia bahkan sudah menyiapkan daftar hitam atau blacklist bagi mitra usaha nakal sehingga tidak bisa lagi bekerja sama dengan BUMN.

"Kerja sama BUMN dan mitra jadi sebuah kunci. Karena itu kami juga akan membuat blacklist mitra-mitra yang nakal, " ujar Erick Thohir, dalam acara Apresiasi Mitra BUMN Champion 2022 di Graha Pertamina, Jakarta, Senin (9/5) malam.

Sebelum memghukum, kata dia, pemerintah melalui Kementerian BUMN harus memberi reward. Kementerian memberi apresiasi mitra-mitra dengan kategori sangat bagus.

Namun demikian, Kementerian BUMN juga memetakan mitra-mitra yang memiliki kasus agar BUMN ikut menjadi baik.

”Kalau mau jadi pemain global, transparansi dan profesional harus menjadi dasar dan proses bisnis yang benar harus dijalankan," ujar Erick.

Menurut Erick, peran mitra usaha tidak bisa dikesampingkan untuk mentransformasi BUMN ke arah yang lebih baik.

"Karena saya tidak mau lagi BUMN ke depan jadi ajang koruptif dan tentu capek ngebenerinnya," katanya.

Itu sebabnya, ia mengajak mitra untuk duduk sejajar dengan BUMN dan saling melayani dengan baik di era kolaborasi supaya BUMN dapat menjadi pesaing global dan tidak hanya hanya menjadi raja di kampungnya sendiri.

Menurut dia, sudah bukan waktunya lagi BUMN menjadi menara gading di tengah tantangan disrupsi digital.

Berkat transformasi, BUMN berhasil membukukan laba bersih 2021 mencapai Rp90 triliun atau meningkat 592,3 persen dibanding laba bersih BUMN 2020 sebesar Rp13 triliun.

(Tim Riset Katadata)