Kronologi Versi Abdul Somad soal Larangan Masuk ke Singapura

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Dai kondang Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan tausiyah pada acara Tabligh Akbar di Serpong, Tangerang, Selatan, Banten, Rabu (11/7/2018).
17/5/2022, 15.50 WIB

Ustaz Abdul Somad (UAS) mengaku dideportasi oleh Imigrasi Singapura, ketika mencoba memasuki kawasan negara tersebut pada Senin (16/5). Peristiwa ini juga ia unggah dalam akun Instagram resmi miliknya @ustadzabdulsomad_official.

Dalam unggahan tersebut, UAS memperlihatkan foto dan video diri sedang berada di sebuah ruangan berdinding putih yang diawasi sebuah CCTV.

Dalam sebuah video di Channel YouTube HAI GUYS OFFICIAL, UAS menjelaskan kronologi dan rangkaian peristiwa yang ia alami ketika memasuki Singapura melalui pintu imigrasi Tanah Merah.

UAS menceritakan bahwa ia melakukan perjalanan bersama keluarga dan sahabatnya. Masing-masing membawa seorang anak untuk berlibur di negara tersebut.

"Ini kan memang hari libur, kebetulan sahabat saya ini dekat rumahnya dari singapura," jelas UAS dalam video tersebut, Selasa (17/5).

Awalnya romobongan tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau pada pukul 10.10 WIB. Setelah dari bandara, rombongan memilih memasuki Singapura dengan menyeberang menggunakan kapal feri.

Pukul 13.30 WIB rombongan tiba di Pelabuhan Tanah Merah, Singapura, dan langsung menuju gerbang imigrasi.

Menurut UAS, awalnya semua proses pemeriksaan paspor dan surat perjalanan berjalan normal. Semua anggota rombongan satu persatu dipersilakan memasuki Singapura, sampai tiba gilirannya untuk melewati gerbang imigrasi.

"Jadi begitu saya mau keluar ada satu pegawai membawa tas saya, saya disuruh duduk di pinggir jalan," katanya.

Pihak Imigrasi Singapura meminta UAS untuk menunggu di sebuah ruangan berukuran 1x2 meter. Sambil menanyakan pemilik tas yang dibawanya itu.

UAS pun menjawab kalau tas tersebut milik istrinya, dan berisi perlengkapan anaknya yang masih balita. Akhirnya semua rombongan diminta untuk kembali dan menunggu di sebuah ruang detensi.

Setelah menunggu sekitar tiga jam, mereka dipulangkan kembali menggunakan kapal feri pukul 18.10 waktu setempat. "Kapal terakhir baru dipulangkan," ucap UAS.

Namun, UAS mempertanyakan alasan penolakan tersebut, karena pihak Imigrasi Singapura tak memberikan penjelasan.

UAS curiga alasan penolakan ini sama dengan ketika dia dilarang memasuki Timor Leste pada 2018. Kala itu, UAS juga ditolak memasuki kawasan Timor Leste karena alasan terorisme. "Saya khawatir file lama itu sama Singapura masih belum dihapus," jelasnya.

Sebelumnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura memberikan penjelasan mengenai peristiwa ini. Kepala Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Singapura, Ratna Lestari, membantah UAS dideportasi kantor Imigrasi Singapura.

“Saya mau meluruskan, petugas imigrasi sudah menyatakan bahwa beliau tidak dideportasi, tetapi ditolak izin masuknya ke Singapura karena tidak memenuhi syarat kriteria warga asing untuk ke Singapura,” ujar Ratna Lestari, seperti dikutip dari Antara, Selasa, (17/5).

Ratna menjelaskan peristiwa itu terjadi pada saat UAS sedang memeriksakan paspornya di pintu masuk imigrasi di Tanah Merah, Singapura. “Jadi belum masuk ke Singapura,” ungkap Ratna.

Terlepas dari peristiwa yang menimpa UAS, ternyata Singapura negara paling bahagia di kawasan Asia Tenggara:

Mengenai alasan Singapura menolak mengizinkan UAS memasuki wilayahnya, Ratna menyebutkan pihak imigrasi Singapura tidak memberikan penjelasan rinci. Meski begitu, dia menjelaskan bahwa pemberian izin masuk kepada orang asing ke suatu negara menjadi kedaulatan dari masing-masing negara.

Peristiwa semacam ini juga kerap dilakukan pemerintah Indonesia. "Kami sering menolak warga negara asing masuk ke Indonesia dengan beberapa kriteria yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia. Jadi hal yang sama dilakukan oleh pihak imigrasi Singapura, bahwa jika tidak dianggap memenuhi kriteria masuk ke wilayah Singapura, maka yang bersangkutan ditolak untuk masuk,” ucap Ratna.

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono