Kemenkes: 14 Kasus Hepatitis Akut dan Enam Anak Meninggal

ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/rwa.
Dokter Puskesmas Kecamatan Lohbener memeriksa kesehatan sejumlah anak dalam rangka pencegahan penyakit hepatitis akut di Desa Pamayahan, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (14/5/2022).
18/5/2022, 14.23 WIB

Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 14 dugaan hepatitis akut pada anak per Rabu (18/5). Dari jumlah tersebut, terdapat 13 kasus berstatus pending klasifikasi dan satu kasus probable.

Hingga Selasa, terdapat 27 kasus dugaan hepatitis akut, tapi sebanyak 13 pasien dinyatakan bukan hepatitis akut setelah hasil tes laboratorium keluar per hari ini.

"Sehingga kasus hepatitis di Indonesia hingga hari ini tercatat sebanyak 14 kasus yang masuk ke dalam klasifikasi probable dan pending," kata Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso Mohammad Syahril pada konferensi pers Kementerian Kesehatan hari ini.

Dari jumlah tersebut enam pasien meninggal dunia. Pasien yang meninggal ini tidak sedang terinfeksi Covid-19 ataupun memiliki komorbid. Pasien mengalami kematian karena terlambat menerima fasilitas kesehatan.

"Dari 14 pasien yang meninggal enam orang, kemudian yang masih dirawat ada empat, sedangkan yang sudah dipulangkan atau sembuh empat," Kata Syahril.

Dari 14 kasus tersebut, satu pasien probable telah dinyatakan meninggal dan tiga belas pasien lainnya masih menunggu hasil pemeriksaan. Kasus tersebut berasal dari DKI Jakarta tujuh kasus, Jawa Timur (3), Jambi (1), dan Sumatera Utara dan Barat (2).

"Kelompok umur yang terbanyak adalah di bawah lima tahun sebanyak tujuh orang, dan separuhnya dalam rentang usia 6-16 tahun," kata Syahril.

Terdapat empat klasifikasi dari penemuan kasus hepatitis akut yang telah disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pertama adalah kasus terkonfirmasi, meskipun WHO belum mendefinisikan hal tersebut. Kedua, probable atau kemungkinan mengidap hepatitis akut.

Ketiga, adalah epilink, perbedaannya adalah tidak ada pembatasan usia pasien dan mengalami kontak erat dengan kasus probable. Dan Kriteria terakhir adalah kasus yang ditangguhkan alias pending case dengan gejala yang mengarah ke hepatitis akut namun belum mendapat hasil pemeriksaan dari hepatitis jenis A hingga E.

Syahril menyebut ada dua jenis gejala yang bisa dirasakan pasien, pertama gejala di saluran pencernaan berupa sakit perut, kembung, mual, muntah hingga diare.

Apabila bertambah berat, akan muncul gejala lanjutan yakni kekuningan di sklera mata dan di seluruh tubuh, urin berwarna seperti teh, hingga BAB berbentuk seperti dempul atau pucat keputihan. Gejala itu bisa berlanjut hingga pasien mengalami kejang-kejang hingga menurun kesadarannya.

Kementerian Kesehatan terus berupaya dalam mendeteksi kasus hepatitis akut ini dengan melakukan analisis pathogen menggunakan Whole Genome Sequencing Technology (WGS) dan sosialisasi NAR Hepatitis kepada masyarakat.

Reporter: Dudi Sholachuddin Triambudi