Alasan Stasiun Manggarai Jadi Stasiun Sentral Pertama di Indonesia

ANTARA FOTO/Paramayuda/nz
Petugas mengatur alur penumpang KRL Commuterline saat melakukan transit (berpindah tujuan kereta) di stasiun transit Manggarai, Jakarta, Minggu (29/5/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
9/6/2022, 11.28 WIB

Kementerian Perhubungan hendak menjadikan Stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral pertama di Indonesia. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan Stasiun Manggarai dipilih menjadi lokasi pengembangan stasiun sentral karena posisinya yang sangat strategis.

"Perannya yang sangat vital dalam menunjang layanan kereta api di ibu kota," kata Zulfikri dalam keterangan resmi, Kamis (9/6).

Stasiun Manggarai merupakan stasiun tersibuk yang melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap hari sebelum pandemi. Saat ini Manggarai menjadi stasiun hub untuk tujuh persimpangan jalur kereta api. 

Tujuh persimpangan yang harus melalui Manggarai yakni rute menuju Jatinegara, Jakarta Kota, Tanah Abang, menuju arah ke Bogor, arah ke depo KRL Bukit Duri, arah ke Pusat Gudang Persediaan, serta mengarah ke Balai Yasa Manggarai.

Pemerintah terus melanjutkan pembangunan stasiun sentral ini. Per Mei 2022 progres pengerjaan Stasiun Manggarai sudah mencapai 60,125% untuk pembangunan fisik sisi timur, dan ditargetkan akan dioperasikan pada tahun 2023.

Stasiun Manggarai akan Memiliki 18 Jalur

Dengan tingginya lalu lintas kereta api dan untuk mengurai bottleneck, Stasiun Manggarai akan memiliki 18 jalur aktif saat beroperasi penuh. Keseluruhan jalur tersebut akan melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, serta KA Bandara.

Nantinya, sebanyak 8 jalur dari 18 jalur tersebut akan terletak pada lantai dasar (at grade). Sisanya, 10 jalur layang berada di lantai dua dan lantai 1 difungsikan sebagai concourse atau tempat lalu lalang di stasiun. "Pada tahap pengembangan akhir nanti, Stasiun Manggarai juga akan dilengkapi 14 lift dan 14 escalator untuk menunjang pergerakan penumpang," kata Zulfikri.

Selain penambahan jalur, di Stasiun Manggarai juga akan ada penambahan luasan tempat terbuka, sebagai tempat bertemua orang yang lalu lalang di stasiun (concourse).

“Concourse akan menjadi dua kali lebih luas dibandingkan saat ini, sehingga masyarakat akan lebih nyaman saat melakukan transit dan kegiatan lainnya di dalam stasiun,” kata Zulfikri.

Stasiun Manggarai juga dipersiapkan untuk dapat diintegrasikan dengan moda transportasi lain seperti LRT, Transjakarta, dan transportasi umum lainnya. "Pengembangan integrasi dan interkoneksi antarmoda ini dilakukan sebagai upaya untuk mengakomodasi pergerakan 1,2 juta penumpang yang diperkirakan akan dilayani oleh Stasiun Manggarai," ujar Zulfikri.

Zulkifri mengatakan untuk mewujudkan transformasi Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral, dilakukan dengan menata dan mengkondisikan pergerakan kereta api dan penumpang di stasiun ini agar pembangunan dapat terus berlangsung.

Penyesuaian tersebut dalam bentuk Salah satu penyesuaian tersebut dilakukan melalui kegiatan switch over (SO) 5 yang dilakukan pada Jumat (27/05) hingga Sabtu (28/05) silam.

SO 5 ini memindahkan peron dan jalur aktif yang melayani KRL sehingga pembangunan dapat dilanjutkan pada sisi timur. "Jika SO 5 tidak dilakukan, maka pembangunan stasiun sentral pertama di Indonesia ini dapat terhambat," kata Zulkifri.

Reporter: Andi M. Arief