Survei IPS: Elektabilitas Prabowo Kokoh di Puncak

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/aww.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berjalan menuju presidensial lounge di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (15/6/2022).
27/6/2022, 19.03 WIB

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, muncul sebagai tokoh dengan elektabilitas calon presiden (capres) tertinggi dalam survei lembaga Indonesia Polling Stations (IPS). Prabowo mendapatkan persentase elektabilitas 29,8%. Selanjutnya disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 20,6%, dan kemudian Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 16,8%. 

Selain tiga tokoh tersebut, hasil survei IPS juga memunculkan beberapa nama tokoh lain, di antaranya: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono; serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir. Seluruh nama itu memperoleh persentase elektabilitas di bawah 10%.

“Nama-nama tersebut tercecer sangat jauh dengan elektabilitas Prabowo,” ujar Peneliti IPS, Alfin Sugianto, dalam Rilis Survei Nasional IPS, Senin (27/6).

Dalam survei ini, IPS juga membuat simulasi head to head, dengan memberikan opsi dua tokoh kepada para responden. Saat survei mempertemukan Prabowo dengan Ganjar, sebanyak 62,1% responden memilih Prabowo. Kemudian, ketika Prabowo berhadapan dengan Anies, sebanyak 61,5% responden memilih Menteri Pertahanan.

Alfin mengungkapkan bahwa posisi Prabowo yang kerap berada pada tiga besar elektabilitas tertinggi, belum pernah tergoyahkan selama satu tahun belakangan. Dengan elektabilitas yang stabil, Alfin menilai peluang Prabowo untuk menjadi capres dalam pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, terbuka cukup lebar.

Terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi peningkatan dukungan terhadap Prabowo, yaitu kinerjanya sebagai Menteri Pertahanan mendapatkan apresiasi positif dari publik. Selain itu, Prabowo juga memperoleh keuntungan dari pertarungan di antara para pendukung Ganjar dan Anies.

“Dalam beberapa bulan terakhir para pendukung Ganjar dan Anies, sangat agresif di media melakukan serangan satu sama lain,” katanya.

Menurut Alfin, pertarungan antara pendukung Ganjar dan Anies ini juga membangkitkan kembali memori publik mengenai kubu polarisasi ketika Pilpres 2019, terutama dengan pemberian label cebong dan kampret. Ketika itu, pendukung pasangan Joko Widodo - Ma'Ruf Amin mendapatkan label cebong, sedangkan pendukung Prabowo-Sandiaga meraih predikat kampret.

Kondisi ini, kata Alfin, mendorong publik untuk mengalihkan perhatian kepada tokoh lain dengan tingkat resistensi tidak terlalu besar. “Nama Prabowo pun menjadi alternatif,” ungkap Alfin. 

Survei IPS digelar selama 10 hari, dari 13 hingga 23 Juni 2022 di seluruh provinsi di Indonesia. Populasi dari survei ini meliputi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah memiliki hak pilih. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling atau teknik acak bertingkat.

Melalui metode pemilihan sampel tersebut, diperoleh 1.220 responden dengan margin of error sekitar 2,8% dan tingkat kepercayaan sebesar 95%. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan metode teknik wawancara tatap muka dengan pedoman kuisioner.

Hasil survei IPS ini tak jauh berbeda dengan survei Litbang Kompas. Hasil jajak pendapat mengungkap ttiga tokoh paling populer dalam bursa capres 2024 mendatang adalah Prabowo, Ganjar dan Anies.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas, nama Prabowo berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 25,3%. Sementara Ganjar dan Anies berada di posisi kedua dan ketiga. Tercatat, elektabilitas Ganjar sebesar 22% dan Anies sebesar 12,6%.

Reporter: Ashri Fadilla