Semakin menyusutnya lahan pertanian di Indonesia begitu berdampak pada menurunnya produksi padi nasional. Di tengah kondisi seperti ini, para petani dituntut untuk mencari cara menanam padi yang efisien meski di lahan sempit sekalipun.
Menurut laman Badan Pusat Statistik (BPS), hasil survei KSA (Kerangka Sampel Area) menunjukan pada 2021, luas panen padi di Indonesia mencapai sekitar 10,41 juta hektar. Jika dibandingkan dengan 2020, maka luasnya mengalami penurunan sebanyak 245,47 ribu hektar atau setara 2,3 %.
Berkurangnya areal sawah yang ditanami padi berujung pada ikut menurunnya hasil produksi beras di Indonesia. Pada 2021, tercatat beras yang dihasilkan mencapai angka 31,36 juta ton. Ketimbang tahun sebelumnya, jumlah tersebut menurun sampai 140,73 ribu ton atau 0,45 %.
Teknik budidaya dan cara menanam padi dengan efektif sangat diperlukan bila melihat situasi saat ini. Selain itu, kompleksnya masalah seperti kelangkaan pupuk bersubsidi hingga turunnya harga gabah kering menambah beban yang harus dipikirkan petani.
Pada dasarnya ada beberapa solusi yang tersedia untuk cara menanam padi di lahan sempit. Misalnya dengan menerapkan sistem hidroganik.
Cara menanam padi di lahan sempit dengan sistem hidroganik memang terdengar asing. Akan tetapi, sistem ini bisa menjadi solusi alternatif yang layak dicoba oleh para petani.
Lantas bagaimana cara menanam padi dengan sistem hidroganik? Berikut Katadata.co.id telah merangkum pembahasannya di bawah ini.
Mengenal Sistem Hidroganik, Cara Menanam Padi Tanpa Tanah
Mengutip buku Budidaya Padi pada Lahan Marginal, di Indonesia terdapat berbagai macam varietas padi yang bisa ditanam sesuai dengan kondisi lahannya. Pengklasifikasian ini membedakan beberapa jenis padi yang adaptif dengan lingkungannya.
Adapun jenis padi berdasarkan pengelompokan tersebut antara lain seperti varietas padi yang adaptif terhadap lingkungan rawa-rawa, varietas padi untuk areal sawah, dan padi khusus daerah kering (gogo).
Jika mengacu pada kelompok padi di atas, tentunya akan sangat mudah bila memakai benih padi yang adaptif terhadap lingkungan rawa untuk ditanam menggunakan sistem hidroganik. Meski demikian, ketahui terlebih dahulu apa itu yang disebut sebagai pola tanam dengan sistem hidroganik ini.
Menurut jurnal yang dipublikasikan dalam laman Universitas Islam Malang (Unisma), hidroganik merupakan istilah lebih khusus untuk metode tanam hidroponik. Bedanya, sistem ini memadukan skema penanaman organik dengan teknik hidro.
Dilansir dari Malangkota.go.id, sistem hidroganik mulai dipopulerkan oleh seseorang bernama Edi Siswanto. Teknik hidroganik ini berpedoman pada penggunaan media air dan arang sekam.
Dalam prakteknya formula yang dipakai antara air serta arang sekam harus pas. Sehingga tanaman bisa tumbuh dengan baik. Akan tetapi bila airnya kurang bagus, diperlukan perawatan khusus.
Berdasarkan uraian di atas, singkatnya teknik hidroganik sama saja dengan pola penanaman dengan sistem hidroponik. Hal yang menjadi perbedaan mendasar yaitu dalam metode ini tidak menggunakan bahan kimia dan sintetis sama sekali.
Cara Menanam Padi dengan Sistem Hidroganik
Setelah memahami penjelasan di atas, lalu bagaimana cara menanam padi tanpa tanah dengan sistem hidroganik? Dikutip dari laman Pustaka Setjen Pertanian serta penjelasan di Channel Youtube TV Tani Indonesia berikut tahapan yang perlu diikuti:
1. Menyiapkan Instalasi Hidroponik
Pengelolaan budidaya padi dengan sistem hidroganik sangat hemat biaya. Pasalnya, petani tidak perlu merogoh kocek besar untuk melakukan penanaman padi. Cukup sediakan instalasi hidroponik. Misalnya yang paling disarankan yakni instalasi dengan sistem wick (sumbu).
Di beberapa platform e-commerce, harga paket instalasi hidroponik dibanderol mulai dari Rp 140 ribu sampai Rp 2 juta. Opsi lainnya, petani bisa membuat sendiri instalasi hidroponik yang dipadukan dengan kolam ikan di bawahnya.
Fungsi keberadaan kolam tersebut sebagai metode pemberian nutrisi dari kotoran ikan.
Untuk membuat instalasi hidroponik secara manual berikut tutorialnya:
- Siapkan paralon ukuran 6 inchi dan rak rangka besi sesuai ukuran lahan yang tersedia.
- Gunakan metode pendekatan jarak tanam 25 cm x 25 cm, atau mengatur jarak antar paralon.
- Kemudian lubangi paralon dan perkirakan ½ hingga ¾ bagian netpot nantinya bisa tertanam dalam paralon.
- Disarankan tidak terlalu lebar diameter lubang paralon yang dibuat, karena ukuran netpot tidak stabil seiring dengan bertambahnya umur dan berat tanaman.
2. Menyiapkan Netpot dan Media Tanam
Tahap berikutnya untuk cara menanam padi dengan sistem hidroganik yaitu menyiapkan netpot dan media tanam.
Ikuti kiat-kiat di bawah ini untuk membuatnya:
- Guna menghemat biaya, gunakan gelas plastik sesuai kebutuhan dan lubangi dengan diameter sekitar 10 cm.
- Untuk media tanam, disarankan memakai sekam dan pupuk kandang (organik) dengan perbandingan 1:1. Jangan lupa juga gunakan ijuk kelapa pada pinggiran netpot agar menopang media supaya tidak larut terbawa air.
3. Membuat Kolam Ikan Sederhana
Pemanfaatan kolam ikan sangat dianjurkan pada metode ini. Sebab, kotoran ikan dapat berguna untuk memasok kebutuhan nutrisi bagi tanaman padi.
Kolam bisa dibuat dari terpal yang ditopang dari rangka besi. Ikan yang dibudidaya bisa memakai beberapa jenis ikan yang tidak memerlukan perawatan khusus. Nantinya, kolam ikan di bangun di bagian bawah dari instalasi hidroponik.
Dengan memanfaatkan sirkulasi air pada hidroponik padi sekaligus untuk sirkulasi oksigen untuk ikan.
4. Cara Menanam Padi di Instalasi Hidroponik
Berikut beberapa tahapan untuk menanam padi:
- Siapkan benih padi sesuai dengan varietas yang diperlukan.
- Masukkan dua benih padi ke dalam netpot. Tunggu sampai lima hari, maka akan muncul tunasnya.
- Bisa juga dengan pindah tanam dari bibit yang disemai secara konvensional. Gunakan varietas yang cocok untuk kondisi wilayah tempat tinggal.
- Jika akar padi sudah mencapai dasar netpot, maka padi sudah bisa diletakan pada instalasi hidroponik.
- Posisikan netpot searah dengan lubang tanam.
- Untuk melindungi padi dari serangan hama, bisa dipasang kain kelambu atau jaring di sekitar instalasi.
5. Cara Perawatan Padi Hidroganik
Untuk perawatannya, petani bisa menggunakan pupuk organik cair yang pemupukannya dilakukan dalam kurun waktu dua minggu satu kali.
6. Waktu Panen Padi Hidroganik
Setelah melalui cara menanam padi serta dilanjutkan dengan proses perawatan, maka padi baru bisa dipanen jika usianya sudah menginjak 15 hari.
Demikian pembahasan terkait cara menanam padi dengan sistem hidroganik. Teknik penanaman ini sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan beras secara mandiri.
Namun demikian, perlu diingat metode ini tetap memiliki kekurangan sama halnya dengan sistem tanam padi konvensional. Oleh karena itu, gunakan metode yang sesuai dengan kondisi.