Pemerintah akan mendorong pembangunan 12 fasilitas pemurnian atau smelter baru untuk memanfaatkan kebijakan larangan ekspor bauksit mentah. Saat ini, jumlah smelter bauksit yang beroperasi di dalam negeri adalah empat unit dengan kapasitas produksi 4,3 juta ton per tahun.
Saat ini, ada empat smelter yang sedang dalam tahap pembangunan dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 4,98 juta ton per tahun. Jika semua rampung, akan ada 20 smelter yang siap mengolah bauksit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan cadangan bauksit Indonesia mencapai 3,2 milar ton. Sedangkan kapasitas smelter yang ada bisa mengolah 41,5 juta ton bauksit per tahun.
"Jadi, dari jumlah smelter yang disiapkan delapan tersebut, masih bisa dibangun 12 smelter lain dan ketahanan dari cadangan bauksit kita antara 90-100 tahun," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Merdeka, Rabu (21/12).
Di sisi lain, Airlangga menjelaskan bauksit mentah yang dimaksud adalah bijih bauksit hingga bauksit yang telah dicuci. Menurutnya, semua jenis bauksit harus diproses setidaknya menjadi alumina di dalam negeri sebelum diekspor.
Airlangga menjelaskan setelah bentuk bauksit diubah menjadi aluminium, pengembangan selanjutnya adalah mengubah aluminium menjadi bentuk batangan maupun flat. Setelah itu, industri yang sudah memiliki ekosistem akan menyerap produk tersebut.
Industri yang dimaksud oleh Airlangga adalah permesinan dan konstruksi. Secara rinci, aluminium dalam bentuk batangan akan diserap oleh industri permesinan, sedangkan dalam bentuk flat akan diserap industri komponen konstruksi.
"Sekarang nilai impor aluminium oleh Indonesia itu US$ 2 miliar. Jadi, dengan adanya pabrik berproses di Indonesia, US$ 2 miliar ini jadi penghematan devisa," katanya.
Airlangga mengatakan nilai ekspor bauksit hasil pencucian dapat dikompensasi dari penghematan impor aluminium. Menurutnya, nilai ekspor bauksit setelah dicuci hanya mencapai US$ 500 juta - US$ 600 juta per tahun.
Nilai ekspor bauksit setelah hilirisasi dapat meningkat menjadi sekitar Rp 60 triliun. Saat ini, nilai ekspor bauksit nasional baru mencapai Rp 21 triliun per tahun.