Niat Kaesang Maju Pilkada Dinilai Bisa Langgengkan Dinasti Politik
Rencana Kaesang Pangarep menekuni dunia politik dan maju dalam pemilihan kepala daerah menuai pro dan kontra. Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas mengatakan rencana putra Presiden Joko Widodo untuk maju dalam kontestasi pilkada bisa berpotensi melanggengkan dinasti politik.
“Pada prinsip tentu saja hak setiap orang dipilih dan memilih. Tapi kan problematika politik kekinian bahwa relasi berbagai pihak menyebabkan timbulnya politik yang tidak sehat,” ujar Feri saat dihubungi Kamis (26/1).
Menurut Feri keinginan Kaesang untuk maju dalam politik praktis pemilihan kepala daerah merupakan hal yang dapat diterima sebagai warga negara. Namun menurut dia, keinginan itu sangat berpotensi menimbulkan konflik kepentingan lantaran posisi Kaesang yang berada di lingkaran kekuasaan.
Selain putra dari Presiden Joko Widodo, Kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka juga merupakan Wali Kota Surakarta yang masih aktif menjabat. Apalagi jabatan walikota yang diisi oleh Gibran dulunya juga pernah dijabat oleh Joko Widodo.
Feri menilai akan sulit bagi partai untuk menghindari benturan kepentingan bila tidak ada kesadaran dari internal mengenai dampak negatif pembiaran politik dinasti. Ia menyarankan baik Kaesang maupun partai politik memiliki pembatasan atau jeda politik bila ingin maju dalam kontestasi pemilihan kepala daerah.
Feri mencontohkan, terpilihnya Gibran sebagai Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2021 tak bisa dihindarkan dari adanya berbagai benturan kepentingan. Gibran yang saat itu baru masuk partai langsung bisa mencalonkan diri sebagai calon walikota. Menurut Feri, hal yang sama juga berpotensi terjadi pada Kaesang.
“Tentu saja ada relasi konflik kepentingan yang tidak bisa dihindarkan. Akan mempengaruhi di internal partai baik dalam proses nominasi maupun kompetisi pemilu,” ujar Feri.
Lebih jauh Feri menilai pembiaran dinasti politik bisa menyebabkan hilangnya hak politik orang banyak karena adanya pengaruh kekuasaan dalam kontestasi politik. Karena itu ia menyatakan cara terbaik untuk menghindari politik dinasti adalah adanya pembatasan atau jeda.
Meski saat ini belum ada aturan yang melarang dengan tegas soal dinasti politik, ia mengatakan pembatasan bisa dilakukan secara mandiri oleh partai dan individu. Ia berharap ke depannya ada aturan yang lebih tegas mengatur mengenai larangan politik dinasti untuk menghadirkan demokrasi yang bebas dari kepentingan.
Tingkatkan Kompetensi
Peneliti dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro mengatakan niat Gibran dan Kaesang maju di Pilkada tak bisa lepas dari popularitas kedua putra Presiden Joko Widodo itu terutama di Jawa Tengah. Dengan bekal popularitas itu ia menilai wajar bila kemudian Kaesang tergoda untuk mencoba peruntungan di dunia politik
“Konsekuensi dari keterbukaan politik era kontestasi pemilihan langsung dimana aspek popularitas menjadi penting dan menentukan,” ujar Bawono.
Menurut Bawono kontestasi politik yang saat ini berkembang di masyarakat memunculkan ruang bagi keluarga tertentu yang memiliki pengaruh untuk tampil menjadi calon pemimpin. Hal ini membuat munculnya dinasti politik yang berpotensi memunculkan konflik kepentingan.
“Kalau hal dirancang diatur sedemikian rupa mulai dari tahap nominasi pencalonan hingga tahap pemilihan maka bisa saja disebut demikian (dinasti politik),” ujar Bawono.
Lebih jauh ia menilai untuk bisa maju menjadi kepala daerah, Kaesang perlu meningkatkan kompetensi. Meski telah memiliki pengalaman selama bergelut di dunia bisnis Kaesang dinilai tetap perlu menambah pengalaman.
“Untuk maju dalam pilkada sebagai calon pejabat publik tentu saja kompetensi itu masih harus ditambah lagi tidak sekadar kompetensi dalam hal kepemimpan,” ujar Bawono.
Sebelumnya, Gibran Rakabuming Raka yang merupakan kakak Kaesang mengatakan adiknya itu telah memantapkan diri untuk maju dalam kontestasi politik. Keinginan itu juga telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo. Meski begitu ia belum mempersilakan kepada sang adik untuk menjelaskan secara detail kepada publik ihwal minat untuk gabung di dunia politik.