Pencalonan Anies Baswedan maju dalam pemilihan presiden 2024 diadang isu tak sedap. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disebut memiliki perjanjian utang senilai Rp 50 miliar kepada Sandiaga Uno saat bertarung dalam kontestasi pemilihan kepala daerah pada 2017 lalu.
Menanggapi kabar utang tersebut, Partai Demokrat sebagai salah satu pengusung Anies maju dalam pilpres 2024 menganggap sebagai hal biasa. Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai kabar itu sengaja dihembuskan untuk menjatuhkan Anies.
Menurut Herzaky, banyak pihak yang tidak menduga koalisi yang terdiri dari Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasional Demokrat bisa menyatakan kebulatan suara untuk mendukung Anies. Pengumuman ketiga partai memberi Anies tiket untuk maju dalam pilpres dengan mengantongi dukungan dari koalisi partai yang memiliki lebih dari 25% suara sah pada pemilu 2019.
"Wajar saja kalau kemudian banyak yang ketakutan dan bolak-balik ingin mendegradasi koalisi perubahan maupun bacapres koalisi perubahan, Anies Baswedan," kata Herzaky, saat dihubungi, Senin (6/2).
Herzaky menjelaskan, alih-alih menanggapi isu tentang utang Anies, Demokrat lebih memilih konsentrasi pada agenda partai. Ia menyebut kabar utang Rp 50 miliar yang menjerat Anies sebagai tuduhan tak berdasar.
“Kami lebih baik fokus bagaimana bisa memenangkan Pilpres 2024," kata Herzaky.
Kabar adanya perjanjian utang itu diungkap oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa. Erwin menyebut melihat penandatangan perjanjian itu yang bermula dari kurangnya modal Anies untuk membiayai logistik kampanye pilkada. Sandiaga yang merupakan pasangan Anies sebagai calon wakil gubernur kemudian memberi pinjaman dalam perjanjian di hadapan pengacara.
Juru bicara Anies di tim kecil Sudirman Said sebelumnya telah menanggapi mengenai adanya perjanjian utang piutang dengan Sandiaga. Sudirman membenarkan adanya perjanjian itu namun menyatakan perjanjian telah lunas seiring dengan kemenangan Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia menyebut kampanye pemenangan yang menghabiskan logistik besar merupakan perjuangan bersama kedua pihak.
Adapun Sandi belum bersedia menanggapi kabar piutang Rp 50 miliar kepada Anies. Ia berkelit saat ditanya wartawan ketika menghadiri ulang tahun Partai Gerindra, Senin (6/2).
"Saya baca dulu, belum bisa kasih statement,” kata Sandi singkat. .